Informasi Terpercaya Masa Kini

Cerita Pengusaha Tomy Winata,Diberangkatkan Ibu Merantau Modal Rp 30 Ribu ke Kalimantan

0 17

TRIBUNJAMBI.COM – Selama ini beredar kisah Tomy Winata bos Artha Graha Group, sejak kecil sudah jadi anak yatim piatu. Tapi cerita itu ternyata tidak benar.

Ada juga yang menyebut ia lahir di Pontianak, Kalimantan Barat. Berdasarkan penjelasan Tomy Winata, ia lahir di Gang Mangga, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Di Kanal Youtube Karni Ilyas, ia mengatakan memang cukup banyak yang mengira ia lahir di Kalimantan Barat.

“Saya masih sangat remaja belia (merantau) di Kalimantan Barat, dikira saya lahir di sana. Gak apa-apa, dinikmati aja semuanya,” ungkapnya tertawa.

Pada masa kecil, ia dibesarkan oleh ayah dan ibu, bukan sosok anak yatim piatu seperti cerita selama ini. “Saya ayah dan ibu,” ucapnya.

Ia menganggap santai kekeliruan pandangan selama ini, dan menyebut kisah itu ditulis tanpa bertanya kepadanya.

“Saya juga bukan keluar rumah (merantau) tanpa modal Pak. Nanti kualat sama! Ibu saya membekali dengan tiga setel pakaian dan uang Rp 30 ribu,” jelasnya.

Bermodal segitu, ia berangkat ke Kalimantan. “Saya dari Jakarta ke Kalimantan,” jelasnya sambil tertawa kepada jurnalis senior Karni Ilyas.

Diakuinya, setelah dari Kalimantan, ia menjalankan bisnis ke wilayah lainnya termasuk juga hingga ke Papua.

Sosoknya merupakan pengusaha pekerja keras yang pantang menyerah, yang tercermin dalam motivasi yang ia berikan kepada para pengusaha muda.

“Kita tidak boleh menyerah, bangkit dari kekalahan, bangkit dari kekurangan tanpa menggerutu. Kita bekerja keras bekerja dan kerja keras, gitu saja,” ucapnya.

Dia menambahkan, pengusaha tidak pernah harus kecewa atau menyalahkan orang lain kalau belum sukses.

“Kalau gagal dan gagal lagi, mungkin Gusti Allah menulis bahwa belum waktunya untuk sukses,” katanya.

Karni pun sempat mengklarifikasi terkait sejumlah imej negatif kepada Tomy Winata.

“Ada persepsi banyak orang juga terhadap Tomy Winata ini mafia inilah, mafia itulah. Bagaimana pendapatnya?” tanya Karni.

Tomy Winata mengatakan bahwa dirinya menikmati berbagai macam isu negatif yang dibangun kepadanya. “Itu artinya kita diperhitungkan,” ucapnya.

“Segala macam hal-hal negatif yang bisa ditempel ke kita, ya tempelin aja,” tambahnya.

Dia menyebut semua hal itu ia hadapi dengan tegar. “Saya selalu menikmati. Kalau masih diisukan berarti diingat, kalau dijelekin berarti diperhitungkan,” terangnya.

“Bayangin kalau TW tidak pernah dijelek-jelekin, mungkin saya hari ini nggak sematang ini. Kalau TW tidak pernah digebukin, mungkin juga gak seperti ingin. Kalau orang tidak melihat cerita saya kontroversial, mungkin Bang Kary juga tidak ketemu saya,” tururnya.

Kisah dalam bentuk wawancara antara Karni dengan Tomy Winata ini ditayangkan pada 26 September 2020.

Melansir Tribunnewswiki.com, nama Tionghoa Tomy Winata adalah Oe Suat Hong. Ia dikenal sebagai pemilik Artha Graha Network.

Saat ini, Tomy memiliki lima orang anak. Dua diantaranya adalah Panji Winata dan Andi Winata, yang jadi penerus bisnisnya.

Pada saat berusianya masih remaja, ia telah mulai bisnis, berhubungan dengan militer. Ia membangun kantor Koramil di Singkawang.

Selain itu juga menjadi penyalur barang ke tangsi-tangsi tentara di berbagai daerah di Indonesia.

Mengutip Tribunnews.com, Tomy Winata juga dikenal sebagai pengusaha yang dekat dengan kalangan militer.

Terlihat pada 1988, Tomy Winata bersama Yayasan Kartika Eka Paksi, bersama-sama menyelamatkan Bank Propelat.

Bank yang semula dimiliki Yayasan Siliwangi ini hanya punya aset Rp 8 miliar.

Setelah diambil alih, diubah namanya menjadi Bank Artha Graha, dalam kurun waktu 1,5 tahun bank itu jadi sehat.

Saat masa krisis 1998, Tomy Winata juga menyelamatkan Arta Pusara yang kemudian diganti namanya menjadi Artha Pratama.

Pada 1989, Tomy Winata kemudian mendirikan PT Danayasa Arthatama.

Ia kemudian ikut serta dalam proyek raksasa senilai US$ 3,25 miliar di kawasan SCBD yang memiliki luas 45 hektar di jantung DKI Jakarta.

Tomy Winata juga telah mengambil alih Bank Inter-Pacific pada 2003.

Pada 2005, Bank Inter-Pacific mengambil alih kepemilikan Bank Artha Graha melalui Pasar Modal. Namanya menjadi Bank Artha Graha Internasional.

Tidak hanya itu, Tomy Winata juga memiliki saham di Hotel Borobudur melalui PT Jakarta Internasional Hotels and Development. (*)

Baca juga: Sosok Aguan Duet Tomy Winata Membangun Bisnis Raksasa

Leave a comment