Sosok Susno Duadji Eks Kabareskrim yang Beber Pihak Ambil Untung Kasus Vina Cirebon hingga Rp 6 M
SURYA.co.id – Sosok mantan Kabareskrim Susno Duadji memang selalu jadi sorotan karena selalu dimintai pendapat terkait kasus Vina Cirebon.
Salah satunya pendapat Susno yang jadi sorotan adalah terkait pihak-pihak yang ambil untung di balik keviralan kasus Vina Cirebon.
Menurut mantan Kabareskrim itu, ada sejumlah pihak yang memanfaatkan kasus Vina Cirebon sebagai ladang bisnis untuk mencari keuntungan.
Lantas, seperti apa sosok Susno Duadji sebenarnya?
Melansir dari Wikipedia, Susno Duadji lahir 1 Juli 1954.
Baca juga: Pihak yang Ambil Untung Kasus Vina Cirebon Diungkap Susno Duadji, Eks Kabareskrim: Itu Rp 6 Miliar
Ia adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.
Kakaknya, Sukadi Duadji merupakan mantan wakil Bupati Lahat periode 2008-2013, sekarang ia akan berencana bermukim di Depati Lawang Diwe (kediaman pribadinya) di Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam.
Susno sekarang dipercaya menduduki jabatan sebagai ketua Tim Kamus Bahase Kite (Lahat dan Besemah).
Lulus dari Akabri Kepolisian 1977, Susno yang menghabiskan sebagian kariernya sebagai perwira polisi lalu lintas, dan telah mengunjungi 90 negara untuk belajar menguak kasus korupsi.
Kariernya mulai meningkat ketika ia dipercaya menjadi Wakapolres Yogyakarta, dan berturut-turut setelah itu Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang.
Baca juga: Gara-gara Dedi Mulyadi dan Dede Ngotot Ogah Minta Maaf, Iptu Rudiana Diduga Lapor ke Polda Jabar
Susno mulai ditarik ke Jakarta, ketika ditugaskan menjadi kepala pelaksana hukum di Mabes Polri dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003.
Tahun 2004 ia ditugaskan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Sekitar tiga tahun di PPATK, Susno kemudian dilantik sebagai Kapolda Jabar dan sejak Januari 2008 menggantikan Irjen Pol. Soenarko Danu Ardanto.
Ia menjadi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri pada Oktober 2008 menggantikan Komjen Pol. Bambang Hendarso Danuri[4] yang telah dilantik sebagai Kapolri.
Susno Duadji sempat menyatakan mundur dari jabatannya pada tanggal 5 November 2009, akan tetapi pada 9 November 2009 ia aktif kembali sebagai Kabareskrim Polri.
Namun, pada 24 November 2009 Kapolri secara resmi mengumumkan pemberhentiannya dari jabatan tersebut.
Kode sebutan (call sign) Susno sebagai “Truno 3” atau orang nomor tiga paling berpengaruh di Polri setelah Kapolri dan Wakapolri, menjadi populer di masyarakat umum setelah sering disebut-sebut terutama dalam pembahasan kasus kriminalisasi KPK.
Meskipun demikian, kode resmi untuk Kabareskrim Polri sesungguhnya adalah “Tribrata 5” atau nomor 5 di Polri setelah Kapolri, Wakapolri, Irwasum Polri dan Kabaharkam Polri, sedangkan “Truno 3” adalah kode untuk Direktur III Tipikor (Tindak Pidana Korupsi) Bareskrim Polri.
Adapun Direktur III/Tipidkor Bareskrim Polri saat itu adalah Brigjen Pol. Yovianes Mahar. yang kini menjabat sebagai Irwil II Itwasum Polri.
Baca juga: Ketua RT Abdul Pasren dan Iptu Rudiana Diduga Kena Imbas Kebohongannya, Farhat Abbas: Tak Dilindungi
Riwayat karier Susno Duadji selama aktif berkarier di Polri, ialah sebagai berikut:
- Pama Polres Wonogiri (1978)
- Kabag Serse Polwil Banyumas (1988)
- Wakapolres Pemalang tahun (1989)
- Wakapolresta Yogyakarta (1990)
- Kapolres Maluku Utara (1995)
- Pamen Hubinter Sdeops Polri (Penugasan di Bosnia) (1995)
- Kapolres Madiun(1997)
- Kapolres Malang (1998)
- Wakapolwitabes Surabaya(1999)
- Wakasubdit Gaptid Dit Sabhara Polri (2001)
- Kabid Kordilum Babinkum (2001)
- Kabid Rabkum Div Binkum Polri (2001)
- Pati Yanma Polri (Wakil Kepala PPATK) (2004)
- Kapolda Jawa Barat (Jan 2008-Okt 2008)
- Kabareskrim Polri (Okt 2008-Nov 2009)
- Pati Mabes Polri (Non Job) (Nov 2009-Mar 2011)
- Penasehat Koorsahli Kapolri (Mar 2011-Aug 2012).
Diketahui, baru-baru ini Susno Duadji membeberkan pihak-pihak yang mengambil untung atas viralnya kasus Vina Cirebon.
Menurut Susno Duadji ada sejumlah pihak yang memanfaatkan kasus Vina Cirebon sebagai ladang bisnis untuk mencari keuntungan.
Nyatanya kata Susno Duadji sejak kasus Vina Cirebon kembali dibahas memang memunculkan perhatian masyarakat.
Sehingga sebagian orang justru mengambil untung dari kasus Vina Cirebon ini kata Susno Duadji.
“Ini bisnis kasus,” kata Susno Duadji, dikutip YouTube Nusantara TV.
Susno Duadji mencontohkan pihak yang diuntungkan dalam kasus Vina Cirebon ini adalah pembuat film Vina Sebelum 7 hari.
“Yang jelas film Vina sebelum 7 hari sudah hampir 6 juta penonton kalau 1 tiket Rp100.000 itu Rp6 Miliar,” tutur Susno Duadji.
Selain itu kata Susno Duadji pihak lain yang diuntungkan dari munculnya kasus Vina Cirebon ialah stasiun TV dan penyelenggara podcast.
Perkembangan kasus Vina Cirebon memang membuat orang menjadi penasaran bagaimana akhirnya.
Sehingga tak heran kata Susno Duadji apabila setiap stasiun TV dan podcast terus mengupdate perkembangan kasus Vina Cirebon.
Hal itu dilakukan untuk mencari rating semata dalam kasus Vina Cirebon, kata Susno Duadji.
“Ini bisnis jasa. Jasa informasi stasiun TV ratingnya naik termasuk penyelanggara podcast naik juga termasuk pendamping-pendampingnya,” tutur Susno Duadji.
“Kalau ini masih banyak penontonnya mungkin masih terus dilanjutkan,” kata Susno Duadji.
>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id