Informasi Terpercaya Masa Kini

Jarang Diketahui, Ini Perubahan pada Kulit Gejala Diabetes

0 58

KOMPAS.com – Diabetes bisa memengaruhi banyak bagian tubuh, termasuk kulit. Kulit akan mengalami perubahan kondisi hingga menimbulkan rasa tidak nyaman.

Hal tersebut bisa dialami oleh penderita diabetes tipe 1 yang bisanya genetik, ataupun tipe 2 yang terjadi akibat gaya hidup.

Tak hanya bagi penderita diabetes, masalah kulit juga dapat menjadi indikasi awal seseorang mengalami diabetes (pra-diabetes). 

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kondisi kulit yang bisa menjadi gejala awal dari penyakit diabetes.

Berikut perubahan kulit yang bisa jadi tanda alami diabetes.

Baca juga: Benarkah Gejala Diabetes Bisa Dicek dari Kondisi Kuku? Ini Kata Dokter

Gejala diabetes pada kulit

Dihimpun dari American Academy of Dermatology Association dan beberapa sumber lainnya, berikut 6 perubahan kulit yang bisa jadi gejala diabetes:

1. Bintik-bintik pada tulang kering

Pada tulang kering seseorang yang mengalami diabetes biasanya akan muncul bintik-bintik berwarna gelap, coklat kemerahan seperti lebam.

Gejala ini dikenal dengan shin spot atau dermopatik diabetik. Sebagian orang ada juga yang menyebutnya dengan sindrom kaki berbintik.

Gejala dermopatik diabetik diawali dengan bintik-bintik berbentuk bulat atau oval yang muncul secara tiba-tiba.

Mulanya, bintik-bintik tersebut akan terasa bersisik dan seiring berjalannya waktu bentuknya menjadi datar. Bahkan, bisa membuat kulit tampak seperti kopong.

Dikutip dari Healthline, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti munculnya bintik-bintik pada penderita diabetes. Namun, sejumlah dokter menyimpulkan hal tersebut ada kaitannya dengan cedera kaki.

Diabetes yang tidak terkontrol sering kali menyebabkan sirkulasi yang buruk akibat aliran darah yang tidak bekerja dengan baik. Lambat laun, sirkulasi buruk berpengaruh terhadap penyembuhan luka di tubuh.

Bintik-bintik itu bisa memudar dalam waktu 18 hingga 24 bulan, setelah kadar gula darah terkontrol dengan baik.

2. Area kulit menjadi lebih gelap dan bertekstur seperti beludru

Dilansir dari The Sun (4/5/2023), bercak gelap pada kulit seperti beludru di leher, ketiak, selangkangan atau di tempat lain bisa jadi tanda pra-diabetes. Dalam medis, gejala ini dikenal dengan nama acanthosis nigricans.

Kondisi itu terjadi ketika sel-sel kulit epidermis mulai berkembang dengan cepat akibat kelebihan insulin.

Bagi orang yang memiliki kulit dengan kadar pigmen tinggi, sel-sel tersebut akan memiliki banyak melanin, sehingga perubahan kulit akan terlihat lebih jelas.

3. Kulit keras dan menebal

Gejala diabetes selanjutnya ditandai dengan kulit yang mengeras, tebal, dan tampak bengkak. Istilah untuk kondisi ini adalah scleredema diabetesorum.

Biasanya penebalan kulit ini terjadi pada area punggung atas. Kulit mulai menebal dan mengencang secara perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

Selain punggung, scleredema diabetesorum juga bisa terjadi di area bahu, leher, atau tempat lain kecuali tangan dan kaki.

4. Muncul benjolan kecil

Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan munculnya benjolan kecil atau xanthomatosis erupsi. Sebab, peningkatan gula darah biasanya diiringi dengan pertambahan kadar trigliserida, sejenis lemak yang bersikulasi dalam darah.

Kondisi tersebut dapat cukup berbahaya, karena trigliserida yang tinggi juga dapat meningkatkan riisko penyakit jantung dan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya.

Gejala xanthomatosis erupsi diawali dengan munculnya benjolan seukuran kacang polong diikuti dengan perubahan warna benjolan menjadi kekuningan bagi seseorang yang memiliki kulit terang.

Sementara, pada kulit yang lebih gelap, benjolan akan berwarna keabu-abuan dengan rona kekuningan di pinggirnya.

Benjolan tersebut biasanya tersebar di area bokong, bahu, lengan, paha, dan kaki. Kondisi ini baru mulai hilang saat diabetes terkontrol dengan baik.

5. Muncul bercak berwarna kekuningan di area kelopak mata

Tanda diabetes selanjutnya adalah munculnya bercak yang agak menonjol di sekitar kelopak mata. Dalam medis biasanya disebut dengan xanthelasma.

Bercak tersebut biasanya berwarna kekuningan atau agak oranye dan letaknya sama di kedua kelopak mata. Ketika disentuh, bercak itu bisa terasa lembut atau kasar.

Meskipun tidak berbahaya, tetapi pada kasus yang jarang terjadi, xanthelasma juga bisa menjadi indikasi seseorang mengalami penyakit jantung. Oleh karena itu, saat mulai terlihat bercak, seseorang dianjurkan untuk segera periksa ke dokter kulit.

Biasanya dokter bisa mendiagnosis xanthelasma hanya dengan memriksa kondisi kulit di sekitar mata. Tak jarang juga, dilakukan uji kadar lipid untuk mendapatkan hasil yang lebih pasti.

Sebelum melakukan uji kadar lipid, dokter akan mengambil sampel darah untuk dicek ke laboratorium. Hasil analisis lab baru akan keluar seminggu kemudian.

6. Kutil

Munculnya kutil juga dikaitkan dengan tanda diabetes. Kutil adalah kondisi ketika sebagian kecil area kulit mengalami penebalan hingga menonjol. Meski secara medis tidak berbahaya, tetapi kutil biasanya dapat menyebabkan iritasi.

Namun, tidak semua penderita diabetes mengalami gejala ini. Sebab, hingga saat ini masih diperlukan penelitian lanjutan terkait hubungan diabetes dan kutil. Tetapi beberapa ahli berpendapat, hal tersebut diakibatkan oleh resistensi tubuh terhadap insulin.

Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan penderita diabetes mengalami kutil. Sebuah studi National Institutes of Health tahun 2007 menemukan ada potensi peningkatan diabetes pada orang yang banyak menderita kutil. 

Baca juga: Sudah Makan Banyak tapi Masih Lapar? Waspadai Gejala Diabetes

Leave a comment