Informasi Terpercaya Masa Kini

Alasan BCA (BBCA) Lakukan Penyesuaian Bunga Deposito, Singgung Likuiditas

0 18

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja membeberkan alasan perseroan kerap melakukan penyesuaian suku bunga deposito. Adapun, dia memastikan bahwa kondisi likuiditas perseroan memadai di tengah era bunga tinggi. Ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) berada di level 72,74% per Juni 2024.

Meskipun BCA dalam keadaan likuid yang baik, kata Jahja, pengaruh dari kondisi likuiditas sering kali terlihat dalam bentuk suku bunga deposito.

“Nah kalau kita lihat di pasar, memang terjadi kenaikan suku bunga deposito,” ujarnya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024).

Baca Juga : Pengguna Paylater BCA Melonjak 125% jadi 119.000 per Juni 2024

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa pasar makin ketat, di mana terdapat kebutuhan yang lebih besar atas likuiditas dari beberapa bank.

“[Walau] yang namanya pasar kan beda-beda, ada player BCA dan beberapa bank lain sangat likuid, tapi ada juga bank-bak yang membutuhkan likuiditas. nah ini ke-trigger dari sini, makanya tercermin dari kenaikan suku bunga deposito,” ujarnya.

Baca Juga : : Cek Bunga Deposito BCA, Mandiri, BNI, dan BRI Terbaru 2024, Tertinggi 3,5%

Alhasil, dalam menghadapi kondisi pasar yang lebih ketat dan kenaikan suku bunga deposito di pasar, hal ini pun mempengaruhi mereka untuk melakukan penyesuaian suku bunga deposito mereka.

“Di BCA dari tahun lalu sudah menurunkan suku bunga deposito, namun terakhir kita menyesuaikan, ya sebenarnya naik [suku bunga deposito], kita lakukan adjustment,” ucap Jahja.

Baca Juga : : Simak Rapor Transaksi Kartu Kredit BCA Semester I/2024 saat Paylater Makin Diminati

Sebagai informasi, BCA memang telah melakukan pengkinian bunga deposito yakni per 24 Juni 2024, di mana 10 hari sebelumnya alias 14 Juni 2024 perseroan sempat menaikkan bunga di sejumlah tenor.

Kini, per 24 Juni 2024, pada tenor 1 bulan terpantau terjadi kenaikan. Semula, bunga deposito rupiah BCA untuk tenor 1 bulan dengan nominal di bawah Rp2 miliar ditetapkan sebesar 3% kini menjadi 3,25%. Artinya, naik 25 basis poin (bps).

Sementara itu, untuk simpanan lainnya tidak berubah, misal dengan nominal di bawah Rp2 miliar untuk tenor 3 bulan, masih di level 3,25%.

Lalu, untuk tenor 1 bulan dengan nominal simpanan di atas Rp2 miliar menjadi 3,25%. Begitu juga dengan keseluruhan tenor 3 bulan untuk simpanan di atas Rp2 miliar yang mengalami kenaikan 10 bps menjadi 3,25%.

Sebelumnya, Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan hal ini bisa disebabkan beberapa hal. Mulai dari kebijakan bank, bunga yang kurang kompetitif di pasar, hingga berkaitan soal perbankan yang memerlukan tambahan likuiditas.

“Bisa juga memang bunga deposito di BRI sudah tinggi dan di BCA masih rendah,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah mengatakan kondisi naik turunnya suku bunga deposito perlu diteliti secara mendalam, tidak bisa hanya sekadar angka suku bunga yang terlihat secara publik.

Meskipun memang secara umum, bank yang menaikkan suku bunga adalah bank yang mengalami likuiditas yang tidak begitu banyak.

“Suku bunga [deposito] bukan satu-satunya ukuran [untuk mengevaluasi kondisi suatu bank]. Ukuran lain yang perlu dipertimbangkan adalah berapa banyak cash, giro di bank sentral [BI] kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN), dan Loan to Deposit Ratio [LDR],” ujarnya kepada Bisnis.

Leave a comment