Reza Indragiri Kuak Status Pegi Kasta Paling Menakutkan di Jeruji,Sang Kuli Malah Dibully Tahanan
TRIBUNJAKARTA.COM – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menguak status Pegi Setiawan merupakan kasta paling menakutkan di penjara.
Namun, Pegi Setiawan mengaku malah menjadi korban perundungan atau dibully oleh sesama tahanan saat ditahan di Polda Jabar.
Pegi Setiawan sempat berstatus sebagai dalang pembunuhan berencana dalam kasus Vina Cirebon.
Namun, ia akhirnya menghirup udara bebas setelah memenangkan gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Bandung.
Awalnya, Reza Indragiri bertanya mengenai kondisi penjara Polda Jabar.
Pegi Setiawan menjelaskan bahwa hanya ada karpet sebagai alas di penjara Polda Jabar.
Satu sel dihuni 19 tahanan. “Paling sedikit 12 tahanan,” kata Pegi Setiawan dikutip TribunJakarta.com dari tayangan Diskursus.net, Selasa (24/7/2024).
Isi sel Polda Jabar termasuk kamar mandi dalam serta disediakan ember.
Pego Setiawan mengatakan rekan tahanan selama di Polda Jabar mayoritas kasus narkoba.
Reza Indragiri lalu bertanya mengenai hiburan kuli bangunan itu selama 49 hari mendekam di penjara Polda Jabar.
“Hibur diri sendiri, kalau ada petugas nyanyi, kita ikut nyanyi. Ibadah, kalau TV ada di pos,” katanya.
Pegi Setiawan mengakui kasus yang menjeratnya paling berat diantara rekan sesama tahanan.
“Ditakutin dong, katanya kalau sesama tahanan, ada kasta paling menakutkan, dianggap dewa kalau kasus pembunuhan,” tanya Reza.
“Nyatanya malah dibully para tahanan,” jawab Pegi.
Reza lalu keheranan. Ia bertanya kepada Pegi mengenai perundungan yang dialaminya.
“Serius, dicemooh. Makanya awal-awal mentalnya jatuh, dikuatkan belajar ikhlas. Anggap pesantren saja supaya belajar ikhlas. Alhamdulillah sampai sekarang ilmu ikhlas bisa saya dapatkan,” kata Pegi.
Pegi Diteror
Selain itu, Pegi mengaku sempat diteror oleh suara-suara yang menyudutkan dirinya sewaktu berada di dalam tahanan Polda Jawa Barat (Jabar).
Suara-suara keras yang meneror sebagai pembunuh sadis itu terdengar sepanjang malam jelang konferensi pers penetapan dirinya sebagai tersangka.
Kendati demikian, Pegi tak gentar. Ia malah memberontak bahwa dirinya tak bersalah saat konferensi pers berlangsung.
Pegi bercerita suara itu berasal dari petugas yang sedang ‘gladi resik’ mempersiapkan pernyataan untuk konferensi pers.
Suara itu sengaja diputar keras hingga terdengar sampai ruang tahanan, tempat Pegi mendekam.
Menurut Pegi, suara itu sangat menyudutkan diri Pegi yang dituduh sebagai seorang pembunuh.
“Sehari sebelum konferensi pers, sengaja tuh disetel dari mulai malem sampai subuh. Disetel suara ingin menjatuhkan mental saya. Suara dari speaker digedein misalnya “Pegi sebagai pembunuh”,” ujar Pegi seperti dikutip dari Diskursus Net yang tayang pada Jumat (12/7/2024).
Ketika suara itu terdengar keras, para tahanan menyoraki diri Pegi.
Meski disoraki, mental Pegi tak goyah. “Tahanan nyorakin woi pembunuh. Mungkin pikiran saya, mereka ingin menjatuhkan mental saya,” kata Pegi.
“Tahanan tuh pada heboh pada mem-bully saya pada meneriaki saya, saya tuh ya tetep enggak apa-apa lebih santai lagi. Berdoa, abis salat subuh sengaja buat enggak tidur sampai dengan jam 09.00 pagi buat konferensi pers,” ujarnya.
Pegi mengaku membaca surat-surat pendek Al-Quran jelang Konferensi Pers penetapan dirinya sebagai tersangka.
Namun, ketika dirinya dipajang di konferensi pers itu, Pegi berontak. Hatinya tiba-tiba bergejolak untuk membantah perkataan polisi.
Ia merasa tak melakukan apa yang dituduhkan oleh pihak Polda Jabar, terlebih ketika foto keluarganya ditunjukkan kepada publik sebagai barang bukti.
Pegi secara spontan tiba-tiba berontak mengatakan bahwa dirinya tak bersalah.
“Itu tidak direncanakan, keluar dari hati nurani saya. Ibaratnya mereka tuh tega banget mau menuduh saya sebagai pelaku utama pembunuh, penyuruh pemerkosa, terus yang merencanakan padahal kenyataan itu saya tidak pernah melakukan itu.”
“Yang lebih unik saya dituduhkan sebagai geng motor padahal saya sama sekali tidak pernah ikut geng motor,” pungkasnya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya