Informasi Terpercaya Masa Kini

Review Film Doraemon: Nobita’s Earth Symphony, Ketika Musik Hilang dari Bumi

0 20

TEMPO.CO, JakartaDoraemon, salah satu franchise anime paling ikonik dari Jepang, kembali menghadirkan petualangan baru dengan film ke-43 mereka yang berjudul Doraemon: Nobita’s Earth Symphony. Film ini mengeksplorasi tema musikal yang unik, saat musik menjadi sumber energi vital bagi sebuah planet.

Doraemon merupakan tokoh imajinasi dari Fujiko F. Fujio, seorang maestro dalam dunia manga. Namun, untuk edisi kali ini, tokoh Doraemon dalam film khusus disutradarai oleh Kazuaki Imai dan diangkat berdasarkan skenario karya Teruko Utsumi.

Premis dan Plot Film Doraemon yang Ringan

Doraemon: Nobita’s Earth Symphony memulai ceritanya dengan menghadirkan Bumi tanpa musik. Doraemon dan Nobita, bersama dengan teman-teman mereka; Giant, Suneo, dan Sizuka terlibat dalam misi untuk melindungi Bumi dari ancaman ras alien Noise yang ingin menghancurkan planet ini jika musiknya hilang. Mereka menggunakan alat musik dan kemampuan bermusik mereka untuk melawan alien Noise dan menjaga Bumi tetap aman.

Film ini tidak hanya menghadirkan cerita seru, tetapi juga elemen komedi yang khas dari franchise Doraemon. Dalam durasi 115 menit, penonton disuguhkan dengan lelucon-lelucon mengocok perut, seperti suara sumbang terus muncul dari alat musik recorder yang dimainkan oleh Nobita. Kombinasi antara komedi dan momen-momen musikal dalam film ini memberikan pengalaman hiburan yang menyenangkan bagi penonton segala usia.

Para pengisi suara seperti Wasabi Mizuta (Doraemon), Megumi hara (Nobita), dan Yumi Kakazu (Shizuka) kembali menghidupkan karakter-karakter ini dengan penuh keceriaan. Namun, yang mencuri perhatian dalam film ini adalah Riana Hirano sebagai pengisi suara Mikka, alien dari planet Museaca. Ia menggunakan musik sebagai energi. Suara merdunya saat bersenandung dalam film ini memberikan nuansa hangat dan menyentuh bagi penonton.

Menyisipkan Musik Klasik dan Tokoh Besarnya

Doraemon: Nobita’s Earth Symphony ini bukan sekadar film animasi biasa; Doraemon: Nobita’s Earth Symphony juga menghadirkan tema musikal yang intens, khususnya dalam bentuk alunan instrumental dari musik klasik. Penggunaan musik klasik yang mendunia seperti ‘Für Elise’ karya Beethoven tidak hanya mengembangkan tema cerita, tetapi juga mengenalkan penonton kepada keindahan musik klasik secara menyenangkan.

Ada pula deretan cameo yang turut dimunculkan dalam film, yakni para maestro musik klasik. Dengan adanya penokohan mereka, bukan hanya sebagai sebuah apresiasi untuk karya-karya besar dalam musik klasik. Namun juga sebagai medium untuk mengenalkan biografi mereka ke orang awam, terutama sejak usia dini.

Sejak premiere globalnya pada Maret 2024 di Jepang, Doraemon: Nobita’s Earth Symphony telah meraih kesuksesan besar dan mendapat sambutan positif di berbagai negara. Film ini tidak hanya menghibur dengan cerita yang lucu dan menggemaskan, tetapi juga memberikan pesan bahwa dunia akan hampa jika musik benar-benar hilang atau dihapuskan.

Doraemon: Nobita’s Earth Symphony juga menjadi sebuah pengalaman sinematik yang menarik bagi penonton dari berbagai kalangan. Dengan menggabungkan cerita yang menghibur, komedi yang lucu, dan sentuhan musikal yang indah, film ini berhasil mempertahankan daya tariknya sebagai salah satu karya terbaik dari Doraemon. Bagi penggemar film animasi dan musik klasik, ini adalah salah satu tontonan yang harus masuk dalam daftar.

Film ini tayang di bioskop Indonesia mulai 17 Juli 2024. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati petualangan seru Doraemon dan teman-teman dalam menyelamatkan dunia dengan musiknya.

Pilihan Editor: Catat Tanggalnya, Doraemon the Movie: Nobita’s Earth Symphony Hadir di Bioskop Mulai 17 Juli 2024

Leave a comment