Informasi Terpercaya Masa Kini

Seperti Kata Dokter Tirta, Investasi Alat Ini untuk Mengubah Hidupmu Jadi Lebih Sehat

0 28

“..investasi terbaik menurutku kalo punya duit tu adalah smartwatch. kalau bisa beli yang 400-an oke, yang band tuh..”- dokter tirta di podcast pwk.

Saya sepakat.

Setahun sudah berlalu, setahun yang membuat saya jadi tahu bahwa keputusan saya tidak salah. Keputusan yang akhirnya mempengaruhi hidup saya. Menjadi kebiasaan yang mudah-mudahan tidak hanya setahun ini, tapi sampai nanti. Sebuah kebiasaan yang menjadi gaya hidup. Melakukan aktivitas fisik yang berupa olahraga.

Keputusan yang ternyata diiyakan dokter Tirta akhir-akhir ini. 

Alasan Mengapa Saya Membeli Smartband

Apa karena untuk berlari dari rasa sakit hati?

Salah satu, tapi bukan utamanya. Pemicunya harus ilmiah dan berbasis data. Ehm.Adalah karena profil kolesterol saya yang aduhai membuat kaget sekali. Memang, setelah sekian lama akhirnya saya baru mengecek karena asyik berlindung di kalimat, “nanti sajalah.”

Sewaktu tahu bahwa kolesterol saya sangat menyala (alias sudah melampaui batas >200mg). Saya sadar saya tidak bisa pasrah apalagi saya orang yang sering memberikan konsultasi gizi terkait kolesterol. “Lha kok yang mengedukasi malah sama juga (kolesterolnya)?” HAHAHA.

Selain kolesterol, tidur yang berantakan juga membuat saya harus melakukan perubahan. Dengan berolahraga, harapan yang saya letakkan juga menjadi mudah terlelap.

Di usia-usia saya hari ini, yang suka merasa masih belasan ditambah dengan faktor pekerjaan, membuat saya berpikir bahwa saya tidak hanya butuh sehat tetapi juga tubuh segar. Tubuh yang tidak mudah lelah, dan masih tetap bisa melakukan aktivitas lain. Menjadi produktif.

Membeli Smartband adalah Langkah yang Tepat

Tepat setahun saya membeli smartband.

Saya baru memakainya di bulan Juli. Demi hasil terukur, saya memilih smartband. Sebab namanya olahraga memang harusnya dilakukan dengan cara yang baik, benar, teratur, dan terukur. Terukur dengan apa? Detak jantung.

Ya, syukurlah hidup di zaman serba canggih seperti hari ini. Mengukur denyut jantung memang bisa dilakukan sendiri (tanpa alat) yaitu melalui perabaan denyut nadi. Namun demi hasil yang lebih presisi dan dapat dipantau sepanjang melakukan olahraga, alat seperti smartband adalah langkah yang tepat.

Saya mendapatkan di harga tidak sampai 500-an. Harga yang menurut saya sesuai dengan fitur, karena selain bisa mengetahui denyut jantung pun dapat menghitung langkah kaki, sampai memantau tidur kita. Seperti kata saya di awal, saya juga sedang ingin mengubah tidur yang lebih baik. Cocok.

Rapor Selama Setahun

Sudah lebih dari satu juta limaratus langkah kaki ini! 

Senang sekali akhirnya bisa mencapai titik ini. Setahun sudah saya mengandalkan alat ini untuk melihat progress aktivitas saya. Hasilnya? Di luar prediksi.

Selain langkah kaki, ternyata jika ditotal sudah hampir 71ribu kalori saya bakar yang setara dengan 236,7 paha ayam. Secara jarak, jika disetarakan sudah 11,6 kali maraton berartii hampir satu kali sebulan saya dianggap menempuh jarak maraton. HAHA.

Most step/langkah kaki terbanyak saya dapatkan ketika saya bermain ke dufan selama seharian (dari buka sampai tutup) dengan total 11.720.

Sebenarnya saya lebih suka melakukan cardio party seperti senam, namun di sela-sela minggu atau libur saya juga sempatkan untuk berlari. 1 Januari 2024 menjadi tanda bahwa saya pernah mendapat best pace yaitu 6 menit 58 detik. Sedangkan jarak terpanjang baru saya dapat awal Juni sejauh 5,03 km.

Lalu Apa Dampak yang Saya Rasakan?

Saya merasa bugar, tidak mudah lelah meski aktivitas kerja hampir 8 jam. Mengawali hari dengan berolahraga justru membuat hari-hari makin semangat.

Tidur lebih teratur dan bonus lelap. Ya, Alhamdulillah saya jadi mudah mengantuk. Selain lelah kerja, saya rasa juga karena olahraga yang saya lakukan. Makin senang ketika tidur saya juga membuat terbangun segar alias benar-benar berkualitas. Siapa sangka dulu yang dicap burung hantu (tidur lebih dari jam 12 malam), kini menjadi ayam yang mudah mengantuk dan terbangun di hari yang lebih pagi (jam 4). Saya juga punya kemampuan tidur siang 20-40 menit, dulu rata-rata suka lebih dari sejam.

Mengurangi nyeri haid. Setelah rutin berolahraga, saya merasakan bahwa tamu bulanan saya tidak setantrum dan semengganggu dulu. Yang biasanya di hari pertama suka terasa nyeri kram, sekarang sangat minimal. Jika tidak berolahraga, sakitnya baru terasa. Pun datangnya tamu selalu tepat waktu.

Lebih happy. Berolahraga ternyata jadi cara paling jitu mengundang kebahagian. Meski melelahkan, tapi bahagia dan membuat ketagihan. Terima kasih endorfin!

Ya, hari ini olahraga bukan lagi tuntutan tapi sudah jadi kebiasaan. Kenapa klaim begitu? Karena sehari meninggalkannya suka merasa tidak tenang.

Oya kabar kolesterol? Alhamdulllah sudah tidak seatas dulu, terakhir pas di batas yaitu 200mg. masih terus dipantau setiap awal bulan. Maklum bukan dengan obat tetapi olahraga dan pola makan.

Seperti kalimat pada tulisan ini, jika punya uang, jangan lupa berinventasi untuk alat ini. Saya sudah membuktikan dan merasa hidup lebih sehat bahkan bugar.

Salam,

Listhia H. Rahman

Leave a comment