Film Tujuh Hari untuk Keshia dan Semusim Setelah Kemarau Tayang di Klik Film
TEMPO.CO, Jakarta – Klik Film mengumumkan dua film Indonesia terbaru berjudul Tujuh Hari untuk Keshia dan Semusim Setelah Kemarau. Kedua film tentang ayah dan anak perempuannya ini akan tayang secara eksklusif di Klik Film mulai Jumat, 24 Januari 2025.
Pilihan Editor: Klik Film Ikut Asia OTT Conference di Busan International Film Festival 2024
Tentang Film Tujuh Hari untuk Keshia
Tujuh Hari untuk Keshia karya sutradara Eman Pradipta menawarkan cerita emosional tentang perjalanan cinta, kehilangan, dan penebusan. Sadewa dikejutkan oleh mantan pacarnya yang tiba-tiba membawa seorang anak remaja perempuan bernama Keshia. Ia baru mengetahui bahwa Keshia adalah anak kandungnya.
Keduanya saling menolak untuk hidup bersama. Namun suatu peristiwa membuat Keshia hanya memiliki sedikit waktu untuk dapat bertahan hidup. Sadewa merasa menyesal dan berusaha menebus kesalahannya dalam waktu tujuh hari terakhir hidup anaknya.
“Tujuh Hari untuk Keshia adalah film yang tidak hanya menyajikan kisah cinta, tetapi juga refleksi mendalam tentang arti memaafkan dan menghargai orang-orang terdekat kita,” kata Eman Pradipta dalam keterangan resminya.
Pemain film Tujuh Hari untuk Keshia, Tissa Biani dan Nugie. Dok. Klik Film
Film ini dibintangi oleh Tissa Biani dan musisi sekaligus aktor Nugie. Tissa Biani berusaha totalitas untuk berperan di film Tujuh Hari untuk Keshia. Ia melakukan beberapa perubahan pada penampilannya.
“Dari segi fisik, seingatku waktu itu rambutku diwarnai cokelat. Penampilannya lebih rebel dari segi cara bicara juga, lebih blak-blakan kalau ngomong, dan harus bisa main alat musik, gitar tentunya,” ungkapnya.
Tentang Film Semusim Setelah Kemarau
Disutradarai Dyan Sunu Prastowo, Semusim Setelah Kemarau mengangkat tema keluarga. Film ini bercerita tentang seorang ayah dan putrinya yang berusaha memperbaiki hubungan mereka setelah lama terpisah.
Kaldera dan ayahnya tidak pernah akur. Namun menjelang pernikahannya, Kaldera terpaksa melakukan perjalanan bersama sang ayah. Kaldera meluapkan kekecewaannya, sekaligus mendapat jawaban tentang apa yang terjadi pada ayahnya selama ini.
“Film ini adalah cerita tentang kesempatan kedua, tentang bagaimana waktu bisa menjadi jembatan untuk menyembuhkan luka dalam keluarga,” ujar Dyan Sunu Prastowo.
Pemain film Semusim Setelah Kemarau, Mawar De Jongh dan Surya Saputra. Dok. Klik Film
Dalam film Semusim Setelah Kemarau, Mawar De Jongh beradu akting dengan aktor senior Surya Saputra, sebagai anak dan ayah. Mawar De Jongh mengungkapkan dirinya merasa nyaman saat syuting film Semusim Setelah Kemarau.
”Senang jadi bagian dari film ini, terlebih saya sudah tiga kali bermain bersama Om Surya. Hal ini tentu memudahkan terbentuknya chemistry yang mendukung karakter saya. Dalam mendalami karakter Mawar juga bertanya kepada para orang dekatnya, termasuk juga dengan manajernya,” tuturnya.
Dengan deretan pemain berbakat dan cerita yang kuat, menurut Klik Film, Tujuh Hari untuk Keshia dan Semusim Setelah Kemarau cocok untuk menjadi pilihan tontonan yang menghibur serta bermakna untuk penonton di seluruh Indonesia.
Pilihan Editor: Klik Film Persembahkan Dua FIlm Akhir Tahun There’s Still Tomorrow dan Death Whisperer 2