Hasil Survei Honda, Ini 3 Alasan Orang Ragu Beli Mobil Listrik
TANGERANG, KOMPAS.com – Honda punya peta jalan atau road map untuk memasuki era kendaraan elektrifikasi. Secara global, pabrikan berkomitmen untuk menuju nol emisi pada 2040.
Pada 2040, Honda tak akan menjual kendaraan yang mengeluarkan emisi. Namun peta jalan tersebut dilakukan secara bertahap, sementara mobil hybrid menjadi jembatan sebelum sepenuhnya beralih.
Baca juga: AHM Segera Luncurkan Motor Listrik Baru Tahun Ini
Tahun depan, Honda juga telah mengonfirmasi akan meluncurkan e:N1 yang disebut juga HR-V listrik, dan akan jadi mobil listrik perdana Honda di Indonesia.
Sebelumnya, Honda sudah memperkenalkan mobil listrik Honda e dan dan Honda N-Van. Keduanya jadi bahan studi mengenai kelayakan mobil listrik di Indonesia.
Marketing and After Sales Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei dan menemukan ada tiga keraguan orang untuk membeli mobil listrik.
“Kalau dipelajari sekarang, kenapa konsumen tidak mau beli mobil listrik. Pertama infrastruktur, kedua yaitu resale value kurang bagus, dan ketiga masalah teknologi yang ter-update,” kata Billy di Tangerang, Kamis (18/7/2024).
Baca juga: Mobil Konvensional Masih Laku, Wuling Siapkan Confero Hybrid
Billy mengatakan, mengenai infrastruktur orang masih punya kekhawatiran mengenai stasiun pengisian daya atau baterai. Hal ini berkaitan dengan jarak tempuh mobil dalam sekali isi.
Kemudian yang kedua, mengenai harga jual kembali. Saat ini populasi mobil listrik masih sedikit sehingga harga mobil bekas listrik dilihat akan turun sebab konsumen yang menari masih jarang.
Mengenai update teknologi, Billy menjelaskan, perkembangan mobil listrik sangat cepat. Dalam kurun lima tahun saja jarak tempuh mobil bisa berkembang jauh.
Baca juga: Momen Wapres Maruf Amin Coba Kenyamanan Hyundai Kona Electric
Hal tersebut yang membuat calon konsumen jadi “menunggu” membeli mobil listrik, karena beranggapan mungkin dalam waktu dekat akan hadir mobil listrik yang lebih maju.
“Sebab teknologi berkembang terus. Itu survei kami,” ujar Billy.