Informasi Terpercaya Masa Kini

Prediksi Steve Jobs soal Kecerdasan Buatan Apple Terbukti setelah 40 Tahun

0 96

KOMPAS.com – Raksasa teknologi Apple belum lama ini mengumumkan fitur Apple Intelligence untuk perangkat bikinannya. Fitur ini hadir di sistem operasi (OS) iOS 18, iPadOS 18, dan macOS Sequoia.

Apple Intelligence adalah deretan fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif yang memungkinkan pengguna menulis dan meringkas teks dengan AI, membuat gambar dan emoji, juga menghadirkan asisten virtual Siri yang lebih pintar.

Kehadiran kecerdasan buatan generatif Apple Intelligence ternyata sudah diprediksi pendiri Apple Steve Jobs 40 tahun yang lalu, tepatnya pada 1985.

Hal ini terungkap dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial X (dahulu Twitter).

Video berdurasi 2 menit 47 detik tersebut diawali dengan pernyataan Steve Jobs, yang saat itu masih berusia 30 tahun, terkait kecemburuannya terhadap mantan raja Makedonia kuno, Alexander Agung.

Baca juga: Jas Biru Ikonik Steve Jobs Dilelang, Bisa Laku Rp 493 Juta

Sebab, Alexander Agung diajari oleh filsuf legendaris Aristoteles dalam masa hidupnya, baik soal etika, politik, maupun debat.

“Saya pikir saya akan sangat menikmatinya (diajari Aristoteles). Lewat keajaiban halaman cetakan, saya bisa membaca apa yang ditulis Aristoteles tanpa perantara,” kata Jobs dalam video yang dibagikan oleh pengguna X dengan handle @vijayshekhar.

Jobs mengatakan bahwa dengan catatan Aristoteles pun, ia tidak dapat mengajukan pertanyaan apa pun kepada filsuf tersebut dan mengharapkan jawaban.

Jobs pun melanjutkan bahwa ia berharap ke depannya umat manusia bisa menciptakan alat interaktif yang bisa merekam atau mendokumentasikan pandangan dari Aristoteles berikutnya, alias orang dengan kecerdasan mirip Aristoteles.

Sebab, seperti yang diketahui, dari sebanyak 200 karya tulisan yang dibuat Aristoteles, hanya 31 di antaranya yang bertahan.

Sisanya hilang dalam sejarah, karena Theophrastus selaku murid Aristoteles memberikan perpustakaan yang diwarisi gurunya, kepada Neleus. Neleus kemudian mengubur buku-buku tersebut agar tidak ditemukan masyarakat luas.

“Harapan saya adalah, di masa hidup kita, kita dapat membuat alat jenis baru yang interaktif,” ujar Jobs.

“Ketika Aristoteles berikutnya muncul, kita bisa menangkap pandangan dunia yang mendasari Aristoteles tersebut dalam sebuah komputer. Dan suatu saat, seorang murid tidak hanya bisa membaca tulisan Aristoteles itu, tetapi juga bertanya dan mendapatkan jawaban,” lanjutnya.

Hal itu kira-kira mendeskripsikan AI seperti chatbot ChatGPT yang bisa menjawab berbagai pertanyaan pengguna, dan menarik jawabannya dari berbagai sudut internet. ChatGPT sendiri pertama kali dirilis pada November 2022.

Baca juga: Kartu Nama dengan Tanda Tangan Steve Jobs Terjual Rp 2,8 Miliar

Jobs meninggal dunia pada 2011 akibat kanker pankreas, satu dekade sebelum debut dari ChatGPT, sebagaimana dikutip KompasTekno dari YahooTech, Senin (8/7/2024).

Namun, seperti yang diketahui, perusahaan Apple yang didirikannya tetap melanjutkan visinya terhadap komputasi interaktif.

“Ini adalah momen yang telah kami upayakan sejak lama,” kata Senior Vice President of Software Engineering Apple Craig Federighi di acara temu developer World Wide Developer Conference (WWDC) 2024.

“Apple Intelligence adalah sistem kecerdasan personal yang menempatkan model generatif yang kuat tepat di inti iPhone, iPad, dan Mac Anda. Ini mengacu pada konteks pribadi Anda untuk memberi Anda kecerdasan,” lanjut Federighi.

Leave a comment