Cara Pasutri Hans dan Rita Tomasoa Bergantung Hidup Tanpa Dibantu Anak Hingga Tewas di Rumah Bogor
TRIBUNSUMSEL.COM- Terungkap cara Hans Tomasoa dan Rita Tomaso bergantung hidup hanya berdua hingga akhirnya ditemukan tewas di rumahnya, di Perumahan Citra Indah Bukit Raflesia, Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Selasa (16/7/2024).
Temuan jasad mendiang pasutri lansia yang biasa disapa Opa dan Oma itu pertama kali diungkap warga setempat, setelah mencium aroma tidak sedap berhari-hari dari rumah keduanya.
Menurut keterangan warga, Hans Tomasoa dan Rita Tomaso hanya bergantung nasib di bawah pengawasan pihak gereja.
Baca juga: Polisi Cari Keberadaan 3 Anak Hans dan Rita Tomasoa, Pasutri Tewas Berhari-hari di Rumah di Bogor
Termasuk soal urusan kesehatan di mana gereja mengirim tenaga medis untuk melakukan pemeriksaan.
“Selama ini mengecek kesehatan pasutri dari pihak gereja. Pihak gereja juga kehilangan kontak dengan anak tersebut,” ungkap Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman, Rabu, (17/7/2024).
Informasinya, Rita Tomasoa sang istri dikabarkan mengalami stroke.
Hans Tomasoa lah yang selalu merawatnya hingga akhir hayatnya.
“Diduga dalam keadaan sakit,” kata Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman.
Bahkan jenazah Hans Romasoa dan Rita diurus oleh orang lain.
“Pemakaman dari pihak gereja sama adiknya,” katanya.
Baca juga: Penyebab Hans dan Rita Tomasoa Pasutri Lansia di Bogor Tewas Berdampingan di Rumah, Diduga Sakit
Menurut Kompol Wagiman, Hans dan Rita masih memiliki seorang adik yang sering menjenguk ke Jonggol.
“Dia punya adik, tinggal di Jakarta,” beber Wagiman.
Sementara tiga anak laki-laki Hans dan Rita dikabarkan tidak pernah menjenguk orang tuanya hingga menghembuskan nafas terakhir.
“Jadi dia hidup hanya berdua. Jadi tidak ada anaknya, tidak ada siapa-siapa,” ungkap Wagiman.
“Dia hanya tinggal berdua suami istri, keterangan saksi tidak tahu keberadaan anaknya di mana. Sudah lama (anaknya tidak menjenguk),” katanya.
Wagiman menegaskan, pihaknya masih berusaha mencari keberadaan anak HT dan RT yang masih misteri.
Sebelumnya, Warga terkejut mendapati keduanya sudah tidak bernyawa di atas kasur yang berdampingan.
“Pak RT mendatangi rumah tersebut berusaha membuka tapi tidak bisa karena dikunci dari dalam, kemudian bersama satpam membuka paksa pintu tersebut,” terang Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman, Rabu, (17/7/2024).
Semua bermula dari kecurigaan para tetangga yang sudah beberapa hari tidak melihat keduanya.
Warga kemudian melapor ke ketua RT guna melakukan pemeriksaan ke rumah korban pada Sabtu (13/7/2024).
“Setelah itu ketua RT datang dengan satpam. Di TKP melakukan panggilan tidak ada respons hingga memutuskan membuka paksa.”
“Kemudian ditemukan pasangan sudah ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam ruangan yang sama,” urai Wagiman.
Berdasarkan informasi warga, HT dan RT hanya tinggal berdua jauh dari anak dan keluarga.
Baca juga: Sosok Hans dan Rita Tomasoa Pasutri Tewas di Rumah di Bogor, Suami Eks Pelaut, Istri Penyiar Radio
Sedangkan kondisi sang istri menderita stroke sebelum akhirnya ditemukan meninggal bersama sang suami.
Wagiman menambahkan, petugas sudah membawa jasad keduanya ke Rumah Sakit Cilengsi guna diautopsi.
“Untuk hasilnya masih menunggu. (Untuk penyebab meninggalnya) karena sakit atau karena hal lain kita tunggu hasilnya,” tandasnya.
Informasi tambahan, hasil olah TKP sementara polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
Keterangan Tetangga
Tetangganya, Dian Deedee Ronawati menerangkan Oma Rita mendertita sakit stroke.
Selama ini ia hidup bergantung pada suaminya, Hans Tomasoa.
“Oma sudah stroke. Tergantung Opa,” katanya di kolom komentar Facebook.
Dian menduga Hans Tomasoa meninggal lebih dulu hingga tak ada yang mengurus kebutuhan Rita Tomasoa.
“Opa meninggal duluan, jadi gak ada yang urus makan Oma. Jadilah Oma meninggal. Sementara begitu perkiraannya,” tulis Dian menjawab komentar netizen.
Sebenarnya Hans dan Rita memiliki tiga orang anak.
Namun selama ini 3 anak laki-laki tersebut tak pernah menjenguk Hans dan Rita.
Dian bercerita tetangga beberapa kali mencoba membujuk 3 anak tersebut untuk menjenguk Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
“Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak-anak tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa,” tulisnya di postingan Facebook.
Menurutnya ada banyak isu soal alasan anak-anak itu tak pernah menjenguk Hans dan Rita.
“Saya tidak bisa ceritakan di sini,” katanya.
Selama ini Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa banyak dibantuk tetangga.
“Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa,” katanya.
Malahan proses dan segala urusan pemakaman Hans dan Rita juga ditanggung warga.
“Seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang. Hanya itu yang bisa kami buat. Pemakaman Sabtu, 13 Juli 2024 kemaren dipimpin oleh Pdt. (Em.) J. M. Tambunan. Puji Tuhan, Beliau berkenan memimpin. Saya pribadi dan seluruh Pnt/Dkn (khususnya di SP3) bersama warga Jemaat sangat sedih dengan kejadian ini,” tutupnya.
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com