Ilmuwan Percaya Gua di Bulan Bisa Jadi Tempat Tinggal Manusia
KOMPAS.com – Penelitian baru yang dipublikasikan di Nature Astronomy menunjukkan bahwa ilmuwan telah menemukan sebuah gua di Bulan.
Temuan tersebut diidentifikasi melalui gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA pada 2010 dari sebuah lubang di Mare Tranquillitatis.
Gua tersebut memiliki kedalaman 100 meter dan lebar 45 meter dan diklaim dapat dihuni manusia secara permanen.
Dilansir dari BBC, astronot asal Inggris yang pernah ke luar angkasa, Helen Sharman menuturkan, gua tersebut tampak ideal untuk dijadikan pangkalan luar angkasa.
Sharman juga menyebut, gua tersebut berpotensi untuk ditinggali manusia selama di Bulan dalam 20-30 tahun ke depan.
Meskipun demikian, gua tersebut diklaim cukup dalam dan apabila astronot turun ke dalamnya, mereka mungkin akan membutuhkan jet pack atau lift untuk ke luar.
Baca juga: Ada Kontes Penamaan Bulan Semu Milik Bumi, Bisa Diikuti Seluruh Masyarakat Dunia
Masih banyak gua di Bulan yang belum dijelajahi
Dicukil dari ABC.net, Selasa (16/7/2024), peneliti sebut gua tersebut hanyalah satu dari ratusan gua “tersembunyi” yang ada di Bulan.
Para ilmuwan telah menduga keberadaan gua di satelit Bumi tersebut selama lebih dari 50 tahun terakhir.
Mereka pertama kali menemukan adanya “lubang” di Bulan pada 2009 dan masih mempertanyakan apakah lubang tersebut merupakan gua.
Namun karena terbatasnya teknologi, ilmuwan belum mendapat bukti ilmiah terkait keberadaan gua di Bulan.
Lalu pada 2010, kamera pada misi Lunar Reconnaissance Orbiter mengambil gambar lubang-lubang yang menurut para ilmuwan dapat menjadi pintu masuk gua.
Meskipun sudah diambil gambarnya, para peneliti belum tahu kedalaman gua dan seberapa besar risiko gua bisa runtuh.
Baca juga: Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia
Kemungkinan manusia tinggal di gua Bulan
Direktur Laboratorium Penginderaan Jauh dari Universitas Trento, Italia, Lorenzo Bruzzone memaparkan peluang manusia tinggal di Bulan.
Bruzzone menyampaikan, gua bisa membantu penjelajahan manusia karena memiliki suhu yang sedang dan dapat melindungi tubuh dari radiasi.
Ia juga menyatakan, gua tersebut dapat dibangun sebagai “pangkalan manusia” yang ada di Bulan.
Iklim yang ada di dalam gua diklaim lebih sejuk dibandingkan pada permukaan Bulan. Sebagai informasi, permukaan Bulan memiliki perbedaan suhu yang besar pada siang dan malam.
Permukaan Bulan dapat memanas dengan suhu mencapai 127 derajat Celsius di siang hari dan -173 derajat Celsius di malam hari.
Sementara di dalam gua, suhu yang ada cukup konsisten dan hangat, yakni sebesar 17 derajat Celsius.
Meskipun demikian, Bruzzone menyarankan agar ada eksplorasi lanjutan untuk menemukan tempat ideal apabila ingin membangun pangkalan di Bulan.
“Kami tidak tahu apakah gua khusus ini cocok untuk para astronot. Kita bisa memiliki misi robotik yang pertama-tama pergi ke sana dan menjelajahi gua untuk memahami apa yang ada di bawah permukaannya,” ucap Bruzzone.
Baca juga: China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?