Penjelasan Dosen UGM soal Motor Gunakan Gas Elpiji 3 Kg untuk Gantikan Pertalite
KOMPAS.com – Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jayan Sentanuhady merespons video motor gunakan gas elpiji 3 kilogram untuk menggantikan Pertalite.
Menurutnya, gas elpiji memang bisa menjada bahan bakar kendaraan.
“Benar, bisa karena LPG kan juga bahan bakar yang mengandung propana dan butana,” ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (17/7/2024).
Ia menjelaskan, propana atau propane merupakan senyawa hidrokarbon alkana rantai lurus dengan penyusun tiga atom karbon berumus C3H8. Gas ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak beracun.
Propana dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk kebutuhan rumah, agrikultur, dan bahan bakar kendaraan.
Baca juga: Pemerintah Akan Terapkan Pembatasan BBM Subsidi dan Elpiji 3 Kg, Apa Alasannya?
Sementara, butana adalah senyawa organik alkana dengan empat atom karbon berumus C4H10. Gas ini mudah terbakar, tidak berwarna, mudah dicairkan, dan cepat menguap pada suhu kamar.
Butana digunakan untuk bahan bakar kompor, petrokimia, korek api gas, maupun semprotan aerosol.
Jayan menuturkan, semua bahan yang mengandung propana dan butana bisa dipakai untuk bahan bakar kendaraan, layaknya bensin.
Untuk menggunakan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar kendaraan, pengendara bisa menyambungkannya melalui karburator atau injektor pada bagian manifold motor.
“Intinya, semua bahan bakar cair atau gas bisa dipakai untuk bahan bakar mesin. Cuma performance dan efisiensi mungkin beda-beda,” tegasnya.
Baca juga: Resmi, Ini Harga Elpiji dan Tarif Listrik mulai 1 Juli 2024
Dampak pada mesin
Jayan menjelaskan, semua bahan bakar mesin memiliki spesifikasi minimal dan tidak sembarangan untuk dipakai menjalankan kendaraan.
“Karena setiap bahan bakar punya karakteristik sendiri-sendiri,” lanjut dia.
Menurutnya, ada banyak properti untuk menilai karakter suatu bahan bakar, seperti nilai kalor atau oktan bahan bakar.
Sebagai contoh, Pertalite memiliki nilai oktan RON 90, sedangkan Pertamax mengandung oktan minimal 92.
Angka oktan yang tinggi membuat pembakaran bahan bakar lebih sempurna dan tidak meninggalkan residu.
Meski LPG dapat dipakai untuk bahan bakar motor, ia menyebut ada dampak ekonomi dan efek yang dialami mesin kendaraan.
Baca juga: Penjelasan Pertamina soal Tabung Elpiji 3 Kg Disebut Berisi Air
Dari sisi ekonomi, katanya, penggunaan elpiji sebagai bahan bakar motor akan membuat negara rugi.
Pasalnya, LPG melon atau 3 kg merupakan bahan bakar subsidi untuk masyarakat miskin, bukan ditujukan untuk bahan bakar kendaraan.
Sebaliknya, penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar motor juga tidak sebaik pemakaian bensin.
“Performance (motor) lebih rendah sedikit, pembakaran lebih kering sehingga efek pelumasan di-liner (silinder) berkurang, dan lain-lain,” imbuh dia.
Efek pelumasan yang berkurang pada liner silinder mesin kendaraan akan membuat gesekan antarpiston semakin tinggi. Jika dibiarkan, kinerja dan performa kendaraan akan berkurang.