Informasi Terpercaya Masa Kini

Bangun Cinta Rupiah dengan Cerpen dalam Konteks Fungsi dan Tujuan APBN

0 4

Saat ini kita berada di akhir tahun dan Pemerintah akan mengacu pada UU APBN 2025. Sebagian kita tentulah membuat dan punya buku catatan pendapatan dan belanja pribadi atau keluarga. Sehingga ini penting bagi setiap warga untuk memahami tujuan dan fungsi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan mengevaluasi program-program pemerintah. Sebagain orang tidak suka tayangan dengan durasi yang panjang dan sebagian lainnya tidak suka membaca Novel berates-ratus halaman. Maka menjadilah peluang yang besar yaitu upaya memberikan kesadaran kepada siapa saja melalui film pendek maupun cerita pendek. Naskah Cerpen ini saya buat lebih rumit dan lebih panjang dialognya, dan tidak semua bagian dan tokohnya dimuat dalam filmnya (Youtube). Selamat memahami, siapkan pertanyaan untuk refleksi (melalui kolom komentar Kompasiana)!

Bulan Desember  akan mendekati akhirnya. Berarti tahun akan berganti pula.  Dua Nol Dua Empat berubah Dua Nol Dua Lima.  Kadang lupa para insan mulia.  APBN juga berganti jumlahnya. Uang kita pada ke mana? Mari, fungsi dan tujuan APBN dibuka! Isinya pertumbuhan dan pembangunan warga. Perlu lah kita menyadar diri dara perjaka dewasa. Sebatas apa pengetahuan uang se-bentala dan se-Indonesia. Rupiah Indoensia punya sejarahnya. Ia bersama perjalanan bank zaman Hindia Belanda. Arti uang kuno dengan sekarang telah berbeda. Kita ikut sistem se-bentala. Sulit menjadi asing di tengah kemajuan teknologi Semesta, Terperangkap kita dalam ketidakadilan. Kertas katanya uang berangka. Ditukar cindai mana adilnya?  Loka dunia memang candradimuka. Sarana uji juga coba. Tapi ada binar dari Sang Pelita. Solusinya aset fakta penuh harga. Jiwa, pikiran, jasad, anak keturunan, tanah, emas, properti dan harta lainnya. Cintakan uang rupiah secukupnya! Utamakan ia dari dolar Amerika! Karena aslinya ia kertas saja. Kita menganggapnya berharga. Sesuailah kesepakatan se-bentala. Perubahan sistem bisa saja, kapan saja. Terpulang pada perjanjian bersama. Inilah juga peran sekolah agar hati dan kesadaran pada terbuka.

Di suatu halaman SMA Islam Terpadu Permata Hati Merangin, 9 September 2024. Pelita menghangatkan sebentangan rumputan hijau dan sejumah pepohonan. Tibalah cakap beberapa murid. Tampaknya ada bahasan serius.

Ariiq       : “Pawas.. Alif… kamu ngapain?”

Pawas   : “Ini kita lagi baca-baca RAB Badan Eksekutif Siswa (di sekolah lain, OSIS)!”

Ariiq       : “RAB itu apa Was?”

Alif         : “Ini lihat judulnyo!”

Ariiq       : “Oh Rancangan Anggaran Belanja.”

Pawas   : “Eh Ariiq kamu kan Menteri Departemen Agama di BES (OSIS), apa usul program kamu dan berapa duitnyo?”

Ariiq       : “Sama lah kayak tahun lalu programnya.”

Robi       : “Ah Gak kreatif!”

Ariiq       : “Aku lagi malas mikir!”

Bagas    : “Aku usul program Keseniannya Lomba Nasyid Virtual lebih gampang gak perlu kita nyiapin tenda dan peralatan lainnya cukup para peserta ngirim video.”

Aliif        : “Ide Bagus tu.”

Rakan    : “Iya sekarang ini kita usahakan anggaran kegiatan kita selama 1 semester ini gak defisit.”

Bagas    : “Pertanyaannya, kita bisa buat nyusun anggaran gak defisit, tapi kenapa Anggaran Negara sering kebijakannya defisit?

Aliif        : “Iya ya!”

Pawas   : “Hmm.. kita diskusikan sama Pak Em-Ha Mahendra yok!”

Rakan datang

Alif         : “Eh ketua Ketua BPS (Badan Pemusyawaratan Siswa) datang!”

Rakan    : “Minggir-minggir! kamu bahas anggaran gak ngajak-ngajak aku, aku ni lho ketua Badan Pemusyawaratan Siswa.”

Pawas   : “Kita bahas sama-sama. Nanti kita bawa ke forum.”

Alif         : “Masyaallah…. seru ya, sekolah kita sedang mengupayakan projek profil pancasila dengan tema suara demokrasi, kita terlibat penuh mulai dari pemilihan presiden BES sampai evaluasi akhir tahun. Kita jadi merasakan bagaimana menyusun APBN yang diusulkan Presiden melalui menterinya dan dibahas bersama dengan DPR RI dan DPD RI. Rancangan APBN kemudian disahkan menjadi Undang Undang APBN.”

Di dalam Kelas XI IPS, ketika jam istirahat 09.30 WIB tambak beberapa orang bercakap-cakap. Ruang kelas dari anggaran APBD Provinsi Jambi itu terlihat cemerlang dinding dan lantainya. Murid yang berjumlah sedikit di dalamnya tidak menyurutkan perjuangan belajar mereka.

Pak Em-Ha          : “Apa itu APBN? Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara disingkat dengan APBN. APBN adalah rincian pendaptan Negara dan belanjanya dalam jangka satu tahun. Kemudian, ingat antara APBN dan Rancangan APBN bisa terlihat beriringan karena APBN dilaksanakan pada tahun berjalan dan RAPBN untuk tahun depan dibahas dan akan disepakati sebelum tahun depan. Sebagai contoh pemerintah saat ini menjalankan APBN 2024, namun pertengahan tahun 2024 ini Presiden melalui Kementerian Keuangan sudah mulai menyusun Rancangan APBN untuk tahun 2025.”

Robi       : “Apa fungsi APBN Pak?”

Gurunya menuliskan rumus fungsi APBN ke papan tulis dengan agak ‘memakan’ waktu, murid-murid menyimak fokus.

Ariiq       : “Terus apa tujuan APBN Pak?”

Gurunya menuliskan rumus tujuan APBN, murid-murid memperhatikan dengan seksama.

Bagas    : “Tapi Pak, kami belum ngerti mengapa kebijakan Negara anggarannya sering defisit?

Pak Em-Ha          :  Pak Em-Ha tidak tahu setiap tahun apa alasan anggaran defisit, tapi coba kamu bayangkan kalau kamu mendadak kena musibah, saat itu kamu tidak punya cukup uang, terpaksa minjam uang!”

Robi       : “Waktu itu, qodarullah keluargaku belum daftar BPJS , sementara aku mendadak harus dioperasi karena sakit batu ginjal. Ayahku akhirnya minjem uang ke temannya.”

Ariiq       : “Makanya Negara perlu utang, misalnya untuk menghadapi Pandemi Covid-19, ANGGARAN JADI DEFISIT!!!”

Rakan    : “Nah itu…”

Pak Em-Ha          : “Eh Pawas, objek program BES kamu berapa orang siswa?”

Pawas   : “Totalnya ada 388 siswa internal. Kalau siswa dari luar sekolah kurang lebih 80-an Pak.”

Pak Em-Ha          : “Demi kebahagiaan warga negara kita yang jumlahnya 270-an juta jiwa ini, negara perlu kebijakan defisit, misalnya ‘minjem’ uang melalui penerbitan SBN. Bayangkan Negara harus ngurus 270 juta jiwa dengan masalah kemiskinan, pengangguran, kualitas manusia yang rendah, fasilitas olahraga, pendidikan, kesehatan yang kurang dan lainnya!”

Bagas    : “Ck ck ck…” (Terkagum-kagum dengan jumlah penduduk yang sangat banyak)

Rakan    : “Wah kita tekan aja Pak jumlah penduduk nya!”

Pak Em-Ha          : “Kamu setuju Gas?”

Bagas    : “Wah program genosida maksud mu?”

Rakan    : “Aku kan bilang menekan! Bukan mengurangi!”

Robi       : “Ah, kami seneng kok Pak punya banyak adik dan kakak!”

Pak Em-Ha          : “Nah,  Pak Em-Ha punya catatan. Tunggu sebentar! 

Murid-murid pada menanti penjelasan selanjutnya.

Pak Em-Ha          : “Masalahnya bukan di jumlah penduduk, justru jumlah penduduk ini kelak menjadikan Indonesia potensi sebagai superpower. Ya tinggal kita kelola. Orang-orang sukses itu punya banyak saudara lho! Pak Jokowi dari 3 bersaudara. Gusdur (Abdurrahman Wahid) dari 6 bersaudara. BJ Habibie dari 8 bersaudara. Abdel Fatah As-Sisi dari 8 bersaudara. Obama dari 8 bersaudara. Joe Biden dari 4 bersadara. Artis terkenal kita, youtuber dengan subscriber jutaan, Rafi Ahmad dari 3 bersaudara.  Pengacara tajir Hotman Paris dari 10 bersaudara. Menteri Pendidikan pertama kita Kihajar Dewantara dari 5 bersaudara.  Luhut Binsar Panjaitan menteri nya Jokowi dari 4 bersaudara. Abu Rizal Bakrie dari 4 bersaudara. Atlet Tenis Rafael Nadal dari 3 bersaudara. Atlet badminton Rudy Hartono dari 8 bersaudara. Atlet Maradona dari 6 saudara. David Beckam dari 3 bersaudara.”

Murid-murid mengangguk-ngangguk tanda membenarkan gurunya.

Pak Em-Ha          : “Contoh lagi? Cristiano Ronaldo siapa yang tak kenal dia, anak ke 4 dari 4 bersaudara. Kalau Bapak Mak-nya Ronaldo KB, bakal gak lahir lah dio. Messi dari 4 bersaudara. Valentine Rossi yang pembalap terkenal dunia itu, dio dari 3 bersaudara. Salah satu Perumus Piagam Jakarta, Agus Salim, dari 15 bersaudara. Penerima Nobel perdamaian Tawakkol Karman dari 10 bersaudara. Frederick Grant Banting, penerima nobel fisiologi dan kedokteran adalah anak ke-6 dari 6 bersaudara. Jadi yang salah bukan jumlah penduduknya. Betul?”

PAwas  : “Jadi, yang salah itu cara negara mengelola penduduknya!”

Rakan    : “Tapi kamu yakin Negara bisa bayar utang?”

Pak Em-Ha          : “Kalau Pak Em-Ha optimis, karena hidup tanpa optimis tidak bergairah.”

Ariiq       : “Setuju Pak, Allah berfirman “inna ma’al ‘usri yusraa.”

Ariiq       : “Aku tahu, aku tahu, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

Pawas   : “Bersama utang ada solusinya.”

Alif         : “Kata Bu Sri Mulyani ke Pak Prabowo hati-hati mengelola APBN 2025. Sama lah, kita perlu berhati-hati kalo ngutang.”

Pawas   : “Ya, Harus terukur, dicatat, tidak rahasia.”

Ustad    : “Mau tau gak anggaran APBN 2024? Sebentar! Pak Em-Ha cari dulu filenya!”

Murid-murid menyimak sejumlah halaman dpf tentang APBN.

Pawas   : “Kami raso aneh Pak Em-Ha, kok pendapatan terbesar Negara dari pajak? Artinyo Negara dak produktif Pak? Tengok nih Rakan! 2.300-an triliun rupiah dari pajak, sedangkan pendapatan total 2.800-an triliun!”

Rakan: “Ditambah lagi  anehnyo, Belanja Negara 3.300-an triliun Pak!”

Pak Em-Ha          : “Pak Em-Ha secaro pribadi tak punyo solusi konkret, apa yang ada sekarang sebagai bagian dari sistem keuangan dunia ada tertib-tertib atau ketentuannya. Itu yang Pak Em-Ha juga belum paham betul.”

Rakan: “Jadi macam mano Pak!”

Pak Em-Ha: “Negara maju bahkan pendapatan terbesarnya juga dari pajak, contoh Amerika Serikat, Jepang, China dan lainnyo. itulah yang namonyo tantangan bagi sistem dunia dan bagi kito sebagai pelajar, bagaimana caronyo pendapatan terbesar Negara disuplai dari Perdagangan Negara. Gak usah jauh-jauh lah, di RT tempat kita tnggal coba dicek , Pak Em-Ha yakin betul,  pendapatan terbesarnya dari sumbangan wajib warganyo. RT belum punyo kegiatan bisnis, ya wajar lah. Sekarang nih kito tetap berpikir berimbang tentang masa lalu dan masa depan. di masa lalu kayak era Imperium Romawi dan Persia serta Kesultanan Umawiyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah dan kalau dak salah sebagian era Kerajaan Britania pernah kejadiannyo, sistem moneter berbasis emas dan perak. Di masa depan, kito serahkan kepado kehendak warga bae lah”

Pawas   : “Nyerah ni ye?”

Pak Em-Ha          : “Iyo jugo, harusnyo optimis. Baru ingat jugo, ado lah solusi ternyato. Mike Maloney, juga Zaim Saidi memprediksi akank ada kejatuhan sistem moter dunia dan kembali lagi ke basis gold and silver (emas dan perak). oleh karena itu peluangnya apa? kito harus membeli aset bukan menyimpan rupiah ataupun dolar di Bank!”

Pawas   : “Maksud aset?”

Pak Em-Ha          : “Contoh, kito punya rupiah atau dolar, kito beli tanah, beli mas, beli rumah, dan paling bagus buat sekolah yang punyo pemahaman betul tentang masa depan dunia!”

Pawas: “Di file APBN ni, ado inflasi dan pertumbuhan ekonomi sebagai asumsi ekonomi makro APBN 2024! Apa maksudnyo Pak?” 

Pak Em-Ha: “Nah itu tadi. Orang lebih banyak menyimpan barang daripada menyimpan uang, itu sebagai dampak dari inflasi. kalau pertumbuhanekonomi kenyataannya adalah kenaikan kapasitasproduksi disbanding tahun sebelumnya. Tentulah Negara ngejar profit,  kesejahteraan warga naik, ketika kapasitas produksi naik”.

Pak Em-Ha          : “Nah yang menarik, ada nih! Mau tahu gak?”

Murid-murid menjawab, “Mau dong!”

Pak Em-Ha          : “Ingat! Bab sebelumnya tentang kebijakan fiskal dan kebijakan  moneter!” (Pak Guru mengangkat jari telunjuk sedang menekankan suatu ide pokok pembicaraannya)

Rakan    : “Kebijakan moneter dikeluarkan oleh Bank Indonesia!”

Pawas   : “Kebijakan fiskal itu asalnya dari kementerian keuangan!”

Pak Em-Ha          : “Kebijakan fiskal mengatur pendapatan dan belanja  Negara sedangkan kebijakan monter mgatur peredaran uang! Dasar-dasar ngatur anggaran tentu lah paham kito, kalau kito jadi pengurus BES (OSIS) atau pengurus RT misalnya. Nah yang gak paham itu soalan ngatur peredaran uang. Kito perlu teliti lebih dalam apakah kita bisa mengatakan bahwa yang ngatur peredaran uang bukan rakyat! Itu tugas kamu besok kuliah telitilah lebih dalam!”

Pawas   : “Siap…!”

Pak Em-Ha          : “Yang keduo, BI adalah lembaga Negara tidak di bawah DPR maupun Presiden, kalau kedaulatan di tangan rakyat logisnyo BI harus di bawah kendali DPR atau Presiden. Coba diteliti lebih dalam nanti kalau kuliah.”

Rakan: “Gak ngerti!”

Pak Em-Ha: “Yang ketigo, uang rupiah ini (sambil memegang uang angka 50.000 rupiah) bukan alat tukar. Di mana letak keadilannya, kaos dapat ditukar dengan uang berbahan kertas ini! Bayangkan upaya untuk membuat baju ini mana lebih berat upaya membuat uang kertas ini! Uang kertas ini sekali print bisa menghasilkan puluhan bahkan mungkin saja ratusan uang. Coba kita ngeprint ukuran kertas F4 bisa dapat berapa lembar uang kertas itu?” (Pak Guru sambil melipat kertas F4 menjadi 6 bagian atau potongan)

Pak Em-Ha          : “Nih, hasilnya!” (Pak Guru menunjukkan 6 bagian darihasil lipat kertas F 4)

Murid-murid mengangguk.

Pak Em-Ha          : “Itulah tadi kenapa Pak Em-Ha bilang, solusi dari masalah ini kito perlu duo. Yang pertamo, kito banyak-banyak bangun kesadaran keuangan mealui pendidikan di sekolah. Yang keduo, kito perlu beli asset tanah, emas, rumah dan lainnyo!”

Murid-murid serentak bertanya, “Jadi kito gak boleh nabung duit Pak?

Pak Em-Ha          : “Mau simpan rupiah boleh, gak mau simpan rupiah juga boleh, mau simpan rupiah secukupnya juga boleh! Utamakan rupiah daripada dolar!” kito ado keperluan sehingga perlu simpanan uang , ado jugo orang yang tak pakai bank selamo hidupnyo, tengok suku pedalaman hutan terjauh, terpencil tuh!”

Pawas: “Pak Em-Ha ni dak cinto dengan rupiah!”

Pak Em-Ha          : “Kito cinta rupiah dengan kesadaran kelemahan dan keunggulan sistem ini secara nasional maupun global, ini kalau tidak salah, adalah warisan sejarah Perang Dunia II, Karena dimenangkan oleh AS dan wajar mata uang global adalah dolar AS. Sejarah menghasilkan ulangan lama atau hasilnya bisa jadi hal baru. Agak sulit beli aset kalau gak ada uang kecuali sistem barter, namun kito dak jugo cinta buta sehingga lupa beli aset.”

Bagas: “Emangnya keunggulan uang kertas apa Pak?”

PAwas  : “Jelaslah unggul Gas… Gas… mudah pecahannya!”

Bagas    : “Ah Uang kecil 25 rupiah emangnyo ado? Itu bukan keunggulan!”

Pak Em-Ha    : “Udah, udah, …. Fokus aja kita duo solusi tadi!”

Rakan    : “Denger-denger anggaran 2025, ada makan siang gratis Pak?

Pak Em-Ha          : “Kita tunggu aja akhir tahun 2024 ini setelah disahkan jadi Undang-Undang APBN 2025. Memang sekarang anggaran itu sedang dirancang.”

Pak Em-Ha          : “Ayok ikuti Pak Em-Ha!”

Ariiq       : “Ke mana Pak?”

Pak Em-Ha          : “Udah!…. Ikut aja!”

Di Laboratorium Komputer milik tetangga, alias SMP IT Permata Hati tertampak sedikit kesibukan gurunya maupun siswa. Bebera murid SMA berkumpul sekaligus menumpang tempat agar dapak akses jaringan Wifi karena mereka hendak mengerjakan kuis online.

Robi       : “Ha…. Jadi panjang lebar kita bahas kamu belum ngerti Riiq?”

Ariiq       : (geleng-geleng) “Aku tuh bingung yang ngusulkan APBN itu DPR apa Presiden.”

Pawas   : “Jelaslah presiden bos…”

The End …

Leave a comment