5 Kesalahan Orang Tua yang Menyebabkan Tantrum Anak Bertambah Buruk, Hindari Bun!

Saat anak tantrum, respons orang tua sangat penting karena turut menentukan perilaku anak selanjutnya. Apa yang perlu diperhatikan?

5 Kesalahan Orang Tua yang Menyebabkan Tantrum Anak Bertambah Buruk, Hindari Bun!

Respons orang tua menjadi hal penting diperhatikan karena turut menentukan seberapa lama anak tantrum. Nah, apa saja kesalahan orang tua yang menyebabkan tantrum anak tambah buruk dan perlu dihindari?

Pada dasarnya dalam upaya menghentikan amarah Si Kecil, banyak orang tua menggunakan taktik disiplin yang keliru. Dampaknya ini justru membuat anak semakin marah, bahkan di lain waktu sifat tantrumnya mungkin menjadi lebih agresif.

Misalnya 'mendisiplinkan' dengan menerapkan strategi hukuman. Padahal ini tidak mengajarkan anak bagaimana cara mengendalikan emosi dirinya sendiri ketika marah.

Kesalahan orang tua yang menyebabkan tantrum anak tambah buruk

Lalu apa saja kesalahan orang tua yang lama-kelamaan bisa menyebabkan tantrum anak jadi semakin buruk? Dikutip dari Very Well Family, berikut ulasannya untuk Bunda:

1. Terlalu memperhatikan amarah anak

Perhatian memperkuat perilaku, meskipun itu adalah perhatian negatif. Misalnya dengan mengatakan hal-hal seperti, 'berhentilah menangis' atau 'jangan menangis lagi, seperti bayi saja', ini hanya akan membuat anak semakin mengamuk.

Baca Juga : 15 Kesalahan Terbesar Orang Tua dalam Mendidik Anak Menurut Psikolog

Demikian pula ketika orang tua mencoba berunding dengan anak yang sedang tantrum, ini juga akan membuat situasinya semakin buruk.

Mengabaikan adalah strategi terbaik untuk menghentikan tantrum. Alihkan pandangan, berpura-puralah tidak mendengar teriakan tersebut, dan menjauhlah jika perlu. Pastikan Bunda tidak memberikan perhatian berlebihan saat Si Kecil tantrum. 

2. Menghibur berlebihan

Jika anak menangis karena dia benar-benar sedang sedih dalam situasi yang tepat, tenangkan mereka. Namun, jika anak tantrum dan mengamuk karena tidak ingin tidur, menghibur mereka hanya akan memperkuat perilaku marah tersebut.

Bunda dan Ayah dapa mengajari anak cara yang sehat untuk mengatasi emosi yang tidak nyaman.

3. Menyerah pada permintaan anak

Kadang-kadang orang tua menyerah saat anak tantrum karena sudah lelah dan ingin menghentikan teriakannya. Namun, setiap kali ini terjadi dalam upaya menenangkan anak, berarti Bunda sedang mengajarkan mereka bahwa amarah adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa pun yang diinginkan.

Bukan tidak mungkin berikutnya anak akan belajar membuat ulah yang lebih besar di kemudian hari. 

4. Memberi peringatan tanpa bukti

Membuat ancaman yang tidak Bunda rencanakan untuk ditindaklanjuti juga termasuk kesalahan orang tua yang menyebabkan tantrum anak tambah buruk. Sebagai contoh, Bunda mengulangi peringatan terus-menerus tanpa tindakan. 

'Berhentilah berteriak atau kamu harus duduk di dalam mobil' berulang kali, tanpa benar-benar memasukkan anak ke dalam mobil, menunjukkan kepada mereka bahwa Bunda tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakan.

Jika Bunda sedang berada dalam situasi di mana mengabaikan bukanlah tindakan terbaik, misalnya saat sedang makan bersama keluarga di restoran, berikan konsekuensi pada anak.

Tempatkan anak di ruangan terpisah untuk tenang sejenak jika perlu. Cabut hak istimewa mereka jika kelakuan buruknya sampai mengganggu orang lain.

Anggaplah tantrum sebagai cara anak mengomunikasikan kebutuhannya yang belum terpenuhi. Daripada menganggap tantrum sebagai perilaku yang tidak diinginkan, gunakanlah ini sebagai bentuk komunikasi. 

5. 'Menyuap' anak dengan mainan

Saat tantrum anak sudah makin tidak terkendali, tak sedikit juga orang tua yang tergoda untuk menyuap anak dengan janji manis. Misalnya, 'Bunda akan membelikanmu mainan jika kamu mau berhenti menangis'. 

Maka dari itu, menyuap pun menjadi salah satu kesalahan orang tua yang menyebabkan tantrum anak tambah buruk juga. Kesimpulannya, modifikasi perilaku adalah cara yang efektif untuk mencegah anak marah secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan.

Selain itu, ajari anak cara-cara yang sesuai secara sosial untuk mengekspresikan kemarahan dan bantu mereka memperoleh kekuatan mental untuk menghadapi perasaannya sendiri dengan cara yang sehat.

Meskipun tantrum tidak menyenangkan bagi orang tua, percayalah bahwa hal ini sebenarnya juga tidak menyenangkan bagi anak. Saat ini terjadi, mereka merasa seperti kehilangan kendali secara fisik dan emosional.

Tantrum sebenarnya termasuk perilaku yang umum terjadi sesuai dengan perkembangan anak, terutama di usia batita. Ada peluang tantrum akan berkurang jika orang tua merespons dengan cara yang efektif.

Pilihan Redaksi
  • Mengenal Karakter Anak Usia 3 Tahun dan Cara Mendidiknya agar Cerdas
  • Curhat Dea Ananda soal Hadapi Putrinya yang Tantrum di Usia Toodler
  • 7 Ciri Anak Hiperaktif Usia 2 Tahun, Ketahui Penyebab dan Penanganan yang Tepat

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow