4 Tips Mengadopsi Anak, Termasuk Bangun Hubungan yang Aman dan Nyaman
KOMPAS.com – Mengadopsi anak adalah keputusan besar yang membutuhkan kesiapan mental, emosional, dan finansial.
Orangtua yang ingin mengadopsi anak perlu memahami aspek-aspek penting untuk memastikan proses adopsi berjalan dengan baik, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak secara emosional dan fisik.
Berikut beberapa tips untuk orangtua yang ingin mengadopsi anak.
4 Tips untuk Orangtua yang Ingin Mengadopsi Anak 1. Mengadopsi sejak Dini
Menurut Psikolog Brawijaya Child and Women Clinic Khamsha Noory, sebaiknya orangtua mengadopsi anak sejak dini untuk memastikan anak mendapatkan pola asuh yang baik.
“Makin kecil anaknya, makin mudah pula untuk dibentuk sama orangtua yang mau mengadopsi,” ujarnya ketika diwawancarai Kompas.com, Kamis (12/12/2024).
Baca juga: Soraya Monica Curhat Soal Anak Adopsi, Benarkah Gen Pengaruhi Sifat Anak?
Anak yang masih kecil lebih mudah untuk dibentuk secara karakter oleh orangtua adopsinya.
Mereka juga dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan menciptakan ikatan emosional dengan orangtua angkat.
Namun, jika mengadopsi anak yang lebih besar, pahami bahwa mereka mungkin sudah memiliki pengalaman hidup dan pola asuh sebelumnya yang memengaruhi perilakunya.
2. Pelajari Latar Belakang Anak
Sebelum mengadopsi, penting untuk mengetahui latar belakang anak, termasuk kondisi selama masa kehamilan, seperti apakah ibunya mengalami stres.
Hal tersebut karena, stres selama masa kehamilan bisa membuat anak cenderung lebih sensitif.
Orangtua juga perlu mengetahui riwayat pengasuhan sebelumnya, terutama jika anak berasal dari panti asuhan atau keluarga angkat sebelumnya.
Baca juga: Menyakitkan, 7 Ucapan yang Sebaiknya Dihindari pada Ibu Hamil
“Jadi ya butuh dipahami si anak ini tuh pernah dapat kejadian apa aja,” ungkap Khamsha.
Dengan memahami kejadian masa lalu, kebiasaan, dan rutinitas, bisa membantu transisi anak ke lingkungan baru.
3. Bangun Hubungan yang Aman dan Nyaman
Anak-anak yang diadopsi kerap kali mengalami pengabaian, baik oleh orangtua kandungnya ataupun tempat tinggalnya sebelumnya.
“Karena kejadian-kejadian dari sebelumnya, dari pengasuhan atau dari foster home dia mengalami pengabaian anak. Pengabaian tersebut akan tersimpan di dalam memorinya,” jelas Khamsha.
Bagi anak yang mengalami hal buruk seperti itu, membangun rasa percaya adalah langkah awal yang penting.
Baca juga: Beritahu Anak Adopsi soal Latar Belakangnya Saat Jelang Dewasa
Pastikan anak merasa diterima dan dicintai tanpa syarat. Jangan tergesa-gesa meminta anak untuk langsung akrab, beri waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri.
Fokus pada menciptakan keterikatan emosional (secure attachment) dengan anak
“Building trust itu nomor satu. Secure attachment to others-nya itu basic-nya,” pungkas Khamsha.
4. Berikan Kebebasan untuk Mengekspresikan Emosi
Anak yang diadopsi mungkin memiliki cara unik untuk mengekspresikan perasaannya, terutama jika mereka pernah mengalami trauma.
Jangan langsung menilai perilaku buruk sebagai sifat negatif. Bisa jadi, itu adalah cara anak mengekspresikan kebutuhannya.
“Ketika anak-anak itu rewel, tantrum, atau bertindak dengan cara yang kurang nyaman, tolong dipahami bahwa dia bukan sedang bikin masalah. Tapi dia sedang mengkomunikasikan kebutuhannya dia,” ungkap Khamsha.
Beri ruang bagi anak untuk berbicara tentang perasaannya dan validasi emosi mereka dengan empati.
“Kenapa dia mengomunikasikannya lewat tindakan? Karena sebelumnya belum pernah ada yang mengajari dia untuk mengkomunikasikannya lewat verbal,” tutup Khamsha.
Baca juga: Pola Asuh Dapat Menonaktifkan Sifat Bawaan Orangtua pada Anak Adopsi, Ini Penjelasan Psikolog