Informasi Terpercaya Masa Kini

NASA Temukan “Kota” Bertenaga Nuklir di Bawah Lapisan Es Greenland

0 2

KOMPAS.com – Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA menemukan sebuah “kota” bertenaga nuklir di bawah lapisan es Greenland di Amerika Utara.

Penemuan tersebut bermula saat ilmuwan NASA, Chad Greene, terbang di atas Greenland utara bersama tim teknisi pada April 2024.

Greene dan timnya terbang di atas Greenland dengan pesawat NASA Gulfstream III untuk memindai hamparan es tandus dengan kedalaman lebih dari 1,6 kilometer.

Mereka tidak pernah menduga radar akan menemukan “benda” buatan manusia yang terkubur jauh di dalam es.

“Awalnya kami tidak tahu apa itu,” kata Alex Gardner, seorang ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet (JPL) NASA yang membantu memimpin proyek, seperti dilansir dari CBS News, Rabu (27/11/2024).

Ternyata, tim ilmuwan NASA menemukan pangkalan militer terbengkalai bernama Camp Century dari era Perang Dingin.

Perang Dingin adalah periode ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet serta sekutu masing-masing, yang berkembang setelah Perang Dunia II.

Konflik antarnegara ini tidak melibatkan tindakan militer langsung, tetapi melalui perang ekonomi, politik, propaganda, tindakan spionase, atau perang proksi.

Baca juga: Mega-tsunami Setinggi 200 Meter di Greenland Sebabkan Bumi Bergetar Selama 9 Hari

Kota di bawah es dibangun saat Perang Dingin

Camp Century di Greenland dibangun oleh Korps Zeni Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) pada 1959.

Dijuluki “kota di bawah es”, kompleks tersebut terdiri dari jaringan terowongan yang dibangun di tengah lapisan es. Namun, tempat ini ditinggalkan pada 1967.

Seiring berjalannya waktu, Camp Century terkubur sekitar 30 meter di bawah permukaan karena salju dan es terus menumpuk.

Lokasi itu tergolong cukup dangkal untuk dapat dideteksi oleh peralatan pemancar radar milik NASA.

Radar NASA mengukur jarak dengan mengirimkan gelombang radio dan menghitung waktu yang dibutuhkan untuk memantulkannya kembali ke sensor.

Seperti USG untuk lapisan es, ilmuwan dapat menggunakan radar untuk memetakan permukaan es, lapisan dalamnya, serta batuan dasar di bawahnya.

Survei udara Greenland sebelumnya telah mendeteksi sinyal Camp Century saat melintasi lokasi yang sama.

Penerbangan saat itu menggunakan radar penembus tanah konvensional, yang mengarah lurus ke bawah dan menghasilkan profil 2D dari lapisan es.

Dari gambar, struktur padat Camp Century tampak seperti titik kecil di lapisan es yang berubah bentuk.

Namun, citra terbaru yang diperoleh pada April lalu berhasil menangkap gambaran terbaik sejauh ini.

Pasalnya, penerbangan kali ini memasang Uninhabited Aerial Vehicle Synthetic Aperture Radar (UAVSAR) milik NASA di bagian perut pesawat.

Sistem tersebut memungkinkan untuk melihat ke bawah dan samping, sehingga menghasilkan peta dengan dimensi yang lebih banyak.

“Dalam data baru ini, struktur individual di kota rahasia tersebut terlihat dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya,” jelas Chad Greene, dikutip dari IFL Science, Rabu.

Baca juga: Temuan DNA Tertua Ungkap Kehidupan di Greenland 2 Juta Tahun Lalu

Pangkalan yang ditenagai reaktor nuklir

Camp Century merupakan pusat proyek Iceworm, sebuah rencana untuk memasang jaringan lokasi peluncuran rudal nuklir yang tersembunyi di tengah lapisan es Arktik selama Perang Dingin.

Untungnya, rudal nuklir tidak pernah sampai ke kamp tersebut karena tidak mendapatkan izin dari pemerintah Denmark, yang memegang kedaulatan atas Greenland.

Pangkalan kemudian dinonaktifkan dengan asumsi akan terkubur selamanya di bawah lapisan es.

Akan tetapi, kompleks tersebut ditenagai oleh reaktor nuklir, yang meninggalkan sejumlah besar puing radioaktif serta banyak limbah kimia dan biologis.

Dengan meningkatnya suhu yang mencairkan lapisan es di Bumi, tidak ada jaminan reruntuhan kamp akan tetap terkubur.

Sebuah studi pada 2016 menunjukkan, lapisan di atas Camp Century dapat memburuk dengan cepat dalam waktu 75 tahun seiring penggunaan bahan bakar fosil.

Jika itu terjadi, kemungkinan akan ada mobilisasi kembali limbah fisik, kimia, biologi, dan radiologi yang dibuang di lokasi tersebut.

Para peneliti dalam studi mengungkapkan, masalah itu berpotensi memicu pertikaian politik yang pelik antara pemerintah Denmark dan AS.

Belum pasti kapan bencana itu akan terjadi di Camp Century. Kendati demikian, inisiatif penelitian seperti proyek terbaru milik JPL NASA mungkin dapat membantu mengawasi situasi.

Gardner menyampaikan, tanpa pengetahuan yang mendetail terkait ketebalan es, mustahil untuk mengetahui bagaimana lapisan es akan merespons samudra dan atmosfer yang terus menghangat dengan cepat.

“Sehingga membatasi kemampuan kita untuk memproyeksikan laju kenaikan permukaan air laut,” sambungnya.

Leave a comment