13 Jenis Gangguan Mental yang Paling Umum, Ada Apa Saja?
Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Beberapa di antaranya sangat umum dan memerlukan penanganan yang tepat untuk membantu individu yang mengalaminya.
Jadi, apa saja jenis gangguan mental? Berikut Popmama.com merangkum pembahasan mengenai 13 jenis-jenis gangguan mental yang paling umum berdasarkan acuan dari jurnal PLOS ONE YANG mengulas prevalensi gangguan mental di berbagai kelompok usia, termasuk remaja dan dewasa muda.
1. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan melibatkan perasaan takut atau cemas yang berlebihan, bahkan saat tidak ada ancaman yang nyata. Penderita mungkin mengalami kekhawatiran yang terus-menerus dan sering kali sulit dikendalikan.
Gejala fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, dan pusing juga dapat muncul sebagai respon terhadap kecemasan. Gangguan kecemasan ini bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan dan hubungan sosial.
Penderita mungkin merasa kewalahan dan kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Terapi kognitif perilaku (CBT) seringkali menjadi pilihan utama untuk mengatasi kecemasan, bersama dengan obat-obatan yang membantu meredakan gejala fisik.
2. Gangguan mood
Gangguan mood mencakup kondisi di mana suasana hati seseorang dapat berubah secara drastis. Contoh paling umum dari gangguan ini adalah depresi dan gangguan bipolar. Depresi menyebabkan perasaan sedih yang berkepanjangan, sedangkan gangguan bipolar menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, dari perasaan euforia hingga depresi mendalam.
Orang dengan gangguan mood sering kali mengalami kesulitan dalam menjalani rutinitas sehari-hari, karena perubahan suasana hati mereka yang tidak terduga. Pengobatan dan terapi biasanya diperlukan untuk membantu penderita mengelola emosinya dan mencegah kekambuhan.
3. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderita sering kali mengalami halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir yang membuat mereka sulit membedakan kenyataan dari imajinasi.
Halusinasi pendengaran dan visual merupakan gejala yang umum terjadi pada skizofrenia. Penderita skizofrenia sering kali memerlukan perawatan medis jangka panjang yang melibatkan antipsikotik dan terapi psikologis.
Meskipun skizofrenia dapat dikendalikan dengan pengobatan, banyak penderita yang membutuhkan dukungan terus-menerus untuk menjaga kualitas hidup yang stabil.
4. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik menyebabkan penderita mengalami delusi, dan halusinasi yang membuat mereka sulit membedakan kenyataan dari fantasi.
Gangguan ini bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia di otak, yang memengaruhi cara seseorang berpikir dan merasakan. Seperti skizofrenia, penderita gangguan psikotik sering kali mengalami realitas yang terdistorsi.
Penanganan gangguan psikotik biasanya melibatkan terapi antipsikotik untuk mengembalikan keseimbangan kimia di otak, bersama dengan terapi perilaku untuk membantu penderita memahami dan mengelola gejala mereka.
5. Gangguan kontrol impuls
Gangguan kontrol impuls menyebabkan seseorang sulit mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan yang berbahaya atau merugikan. Contoh dari gangguan ini adalah kleptomania, yaitu dorongan untuk mencuri. Selain itu, ada juga piromania, dorongan untuk membakar sesuatu.
Penderita sering kali merasa lega setelah melakukan tindakan tersebut, meskipun mereka sadar akan dampak negatifnya. Gangguan ini sering kali mulai muncul pada masa remaja dan bisa berlanjut hingga dewasa. Terapi perilaku kognitif sering digunakan untuk membantu penderita mengendalikan dorongan mereka dan memahami konsekuensi dari tindakan impulsif.
6. Gangguan makan
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, adalah gangguan mental yang mempengaruhi pola makan seseorang. Penderita anoreksia membatasi asupan makanan secara ekstrem karena takut menjadi gemuk, sedangkan penderita bulimia makan berlebihan lalu memuntahkannya kembali.
Gangguan ini sering kali disertai dengan distorsi citra tubuh. Penanganan gangguan makan biasanya memerlukan terapi psikologis dan perawatan medis untuk mengatasi masalah nutrisi yang muncul. Pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi fisik yang lebih serius, seperti malnutrisi dan kerusakan organ.
7. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD adalah gangguan dimana penderita merasa perlu melakukan tindakan berulang untuk meredakan kecemasan. Tindakan ini bisa berupa kebiasaan mencuci tangan berulang kali karena takut terkena kuman atau memeriksa kunci pintu berkali-kali untuk memastikan keamanan.
Penderita OCD menyadari bahwa perilaku mereka tidak rasional, tetapi sulit menghentikan dorongan tersebut. Gejala OCD seringkali membatasi kehidupan sehari-hari penderita, menyebabkan mereka kesulitan menjalani rutinitas dengan normal. Terapi kognitif perilaku dan obat-obatan, seperti serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) umumnya efektif dalam mengatasi OCD.
8. Gangguan kepribadian
Gangguan kepribadian menyebabkan seseorang memiliki pola pikir dan perilaku yang kaku dan sulit berubah. Mereka sering kali kesulitan berinteraksi dengan orang lain karena cara pandang mereka yang berbeda.
Contoh dari gangguan ini adalah borderline personality disorder, di mana penderita mengalami ketidakstabilan emosi dan kesulitan mempertahankan hubungan sosial yang sehat.
Penanganan gangguan kepribadian, seringkali melibatkan terapi jangka panjang yang berfokus pada membantu penderita mengubah cara berpikir, dan berperilaku agar lebih adaptif dalam kehidupan sosial.
9. Sindrom tourette
Sindrom Tourette ditandai dengan adanya tics, yaitu gerakan atau suara yang tidak bisa dikendalikan. Tics dapat berupa gerakan fisik, seperti mengedipkan mata atau vokalisasi seperti kata-kata yang diucapkan tanpa kendali.
Gangguan ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan lebih umum terjadi pada anak laki-laki. Meskipun gejala sindrom Tourette dapat berkurang seiring bertambahnya usia, sebagian besar penderita memerlukan dukungan psikologis dan terapi untuk mengendalikan tics mereka.
10. Gangguan disosiatif
Gangguan disosiatif terjadi ketika seseorang merasa terpisah dari diri mereka sendiri atau dari realitas. Hal ini sering kali merupakan respons terhadap trauma yang berat, di mana pikiran penderita mencoba melindungi diri dari pengalaman traumatis dengan memutuskan hubungan antara pikiran, perasaan, dan ingatan.
Gangguan disosiatif memerlukan penanganan terapi intensif untuk membantu penderita menghadapi trauma yang mendasarinya, serta memulihkan fungsi normal dalam kehidupan sehari-hari.
11. Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami kejadian traumatis, seperti kecelakaan, bencana alam, atau kekerasan. Penderita sering kali mengalami kilas balik atau mimpi buruk tentang kejadian tersebut, serta merasa sangat tertekan ketika dihadapkan pada situasi yang mengingatkan mereka pada trauma.
Penanganan PTSD melibatkan terapi kognitif perilaku, yang membantu penderita mengolah pengalaman traumatis dan mengurangi dampaknya terhadap kehidupan mereka.
12. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD adalah gangguan yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam fokus, impulsif, dan hiperaktif. Gejala ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak, tetapi dapat bertahan hingga dewasa.
ADHD dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik, terutama dalam hal akademis dan pekerjaan. Penanganan ADHD biasanya melibatkan terapi perilaku dan penggunaan obat-obatan, untuk membantu mengelola gejala hiperaktif dan meningkatkan fokus.
13. Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan. Hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya disukai, serta perubahan pola tidur hingga nafsu makan. Depresi bisa sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari dan sering kali membuat penderita merasa tidak berharga atau putus asa.
Terapi kognitif dan penggunaan obat antidepresan adalah metode yang umum digunakan, untuk mengatasi depresi dan membantu penderita mendapatkan kembali keseimbangan emosional.
Itu dia 13 jenis-jenis gangguan mental yang paling umum. Gangguan mental dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari hubungan sosial hingga kinerja di tempat kerja.
Penting untuk mengenali gejala-gejala dari gangguan ini dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. Dukungan keluarga dan terapi yang tepat, dapat sangat membantu penderita dalam menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Baca juga:
- 8 Tips untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
- Survei: Gen Z Paling Banyak Mengalami Gangguan Mental
- BFA 2024: Psikolog Ingatkan Tak Boleh Self Diagnosis Kesehatan Mental