Pilkada Jakarta, PDI-P Disebut Tak Akan Usung Ahok karena Alasan Ini
JAKARTA, KOMPAS.com – Menanggapi hasil survei Litbang Kompas terbaru, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan, bakal sulit bagi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diusung oleh PDI-P pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Meskipun, hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2024, memperlihatkan ada 34,5 persen respoden pasti memilih Ahok jika maju sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta.
Angka yang didapatkan Ahok tersebut tertinggi kedua. Posisi teratas ditempati oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan perolehan 39 persen.
Menurut Ujang, latar belakang Ahok yang pernah dihukum karena kasus penodaan agama menjadi alasan bagi PDI-P sulit mengusung kadernya itu untuk kembali maju pada Pilkada Jakarta.
“Soal Ahok, saya melihat susah, berat, sulit karena pernah punya kasus, pernah punya masalah pidana. PDI-P tidak akan mau (mengusung pada Pilkada Jakarta),” kata Ujang kepada Kompas.com, Selasa (16/7/2024).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Anies dan Ahok Difavoritkan Kembali Maju di Jakarta, tapi 30 Persen Responden Belum Menjawab
Ujang lantas mengatakan, sosok yang mungkin diusung PDI-P pada Pilkada Jakarta adalah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa.
“Sosok Andika mungkin cocok, mungkin bisa didorong tetapi apakah Andika-nya mau. Kalau jadi gubernur mungkin mau tapi kalau calon wakil gubernur, saya rasa tidak mau,” ujarnya.
Diketahui, Ahok memang divonis dua tahun penjara karena dinyatakan terbukti bersalah melakukan penodaan agama lantaran pernyataan soal Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada tahun 2017.
Kemudian, Ahok menjalani hukuman di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, selama 1 tahun 8 bulan 15 hari. Pria yang memutuskan bergabung dengan PDI-P itu bebas pada 24 Januari 2019.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Anies, Ahok, Ridwan Kamil Nama Teratas yang Pasti Dipilih pada Pilkada Jakarta
Litbang Kompas/RFC/BESSurvei Litbanv Kompas: Elektabilitas Calon Gubernur Rujukan Publik Jakarta Survei Litbang Kompas
Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas terbaru, sebanyak 39 persen responden pasti akan memilih Anies jika dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.
Di urutan kedua, ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan keterpilihan 34,5 persen. Lalu, Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di posisi ketiga dengan 24 persen.
Menariknya, dikutip dari Kompas.id, Selasa (16/7/2024), muncul nama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di urutan ke lima dengan 10,3 persen, atau tepat di bawah nama Menteri BUMN Erick Thohir yang mendapat 16 persen.
Sementara itu, persentase di bawah 10 persen didapatkan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (9,8 persen), mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa (7,8 persen), Menteri Sosial Tri Rismaharini (6,5 persen), dan Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono (2,8) persen.
Baca juga: Puan Ungkap Alasan Megawati Perpanjang Masa Bakti DPP PDI-P dan Lantik Ganjar-Ahok
Namun, survei yang sama juga memperlihatkan pilihan responden masih bisa berubah. Hal itu terlihat dari presentase responden yang mempertimbangkan akan memilih.
Sejumlah 52,5 persen responden tercatat mempertimbangkan akan memilih Ridwan Kamil. Sedangkan yang mempertimbangkan memilih Anies Baswedan sebesar 36,3 persen. Lalu, responden yang mempertimbangkan akan memilih Ahok 39,5 persen.
Sementara itu, responden yang mempertimbangkan akan memilih Erick Thorir, Sri Mulyani, Kaesang Pangarep, dan Andika Perkasa berada di atas 40 persen.
Dengan rincian, Erick Thohir sebanyak 45,5 persen, Sri Mulyani 41,8 persen, Kaesang 41,8 persen, Andika Perkasa 41,8 persen.
Kemudian, responden yang tercatat mempertimbangkan akan memilih Tri Rismaharini dan Heru Budi berada di atas 30 persen, masing-masing 32,3 persen dan 33,5 persen.
Baca juga: Struktur Lengkap Pengurus DPP PDI-P sampai 2025, Ketambahan Ganjar dan Ahok
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 15-20 Juni 2024, dengan melibatkan sebanyak 400 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
Margin of error survei lebih kurang 4,9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei ini didanai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Diusulkan DPD PDI-P
Terkait Pilkada Jakarta, Ahok memang masuk dalam 10 nama yang diusulkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Jakarta untuk diusung kepada DPP PDI-P.
Namun, jelang pembukaan pendaftaran calon kepala daerah pada 27 Agustus 2024, PDI-P belum memutuskan perihal dukungan hingga kerja sama politik terkait Pilkada Jakarta.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Anies, Ahok, Ridwan Kamil Nama Teratas yang Pasti Dipilih pada Pilkada Jakarta
Hanya saja, belakangan PDI-P diketahui menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait Pilkada Jakarta.
Namun, komunikasi tersebut justru memuculkan nama kader PDI-P lainnya, Andika Perkasa yang disebut berpotensi diduetkan dengan Anies Baswedan pada Pilkada Jakarta.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan, partainya dan PDI-P sudah membahas potensi menduetkan Anies dengan Andika Perkasa pada Pilkada Jakarta 2024.
Namun, pria yang karib disapa Cak Imin ini menegaskan bahwa pembicaraan antara kedua partai itu belum memutuskan bahwa Anies-Andika akan diusung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta.
“Masih diskusi, belum (final). Masih ada beberapa alternatif,” kata Muhaimin di Kompleks Parlemen, Jakarta pada 1 Juli 2024.
Baca juga: Menerka Jalan Politik Ahok, Bertarung Lagi di Pilkada Jakarta atau Tak Jadi Apa-apa