Impor Gandum Terus Meningkat, Guru Besar IPB: Semakin Jauh dari Swasembada
TEMPO.CO, Jakarta – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengatakan konsumsi gandum di Indonesia sebagai pangan pokok saat ini mencapai 28 persen. Menurutnya, angka tersebut tidak seharusnya didapatkan bila pemerintah Indonesia ingin mewujudkan swasembada pangan.
“Komposisi gandum di Indonesia sekarang sebagai pangan pokok itu sampai 28 persen. Dari empat persen tahun 70-an, sekarang 28 persen gandum sebagai pangan pokok kita,” ujar Andreas saat dihubungi Tempo melalui telepon seluler pada Jumat, 22 November 2024.
Dalam pemaparannya, ia mengatakan bila hal tersebut tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah, maka semua kebijakan untuk mewujudkan swasembada pangan sulit tercapai. Andreas berujar, sejak Indonesia merdeka kondisi pangan di negara ini hampir mendekati ambang bahaya.
“Ternyata itu hampir 100 tahun Indonesia merdeka, konsumsi gandum kita mendekati 50 persen dan kita dalam ambang bahaya karena gandum 100 persen impor,” ucap dia.
Selain impor gandum, Andreas turut memaparkan komoditas pangan lain yang juga mengalami hal yang sama. Hal tersebut, lanjut dia, pemerintah Indonesia masih melakukan impor kedelai hingga susu sapi yang angkanya hampir mencapai 100 persen hingga saat ini.
“Kedelai 97 persen kita impor, bawang putih 100 persen impor, gula 70 persen impor, susu sapi 80 persen impor, lalu bagaimana cara swasembada pangan?,” kata Andreas.
Sementara itu, dia mengatakan sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, impor komoditas pangan telah mengalami kenaikan hampir dua kali lipat. Berdasarkan pernyataan Andreas, impor komoditas pangan selama 10 tahun terakhir dari tahun 2013 sebesar US$ 10,1 miliar, pada tahun 2023 menjadi US$ 18,8 miliar.
“Dua tahun kita swasembada padi, jagung, kedelai. Dalam lima tahun swasembada gula, juga swasembada daging sapi. Tahun 2017 dicanangkan swasembada bawang putih selesai tahun 2019, hasilnya apa? zonk,” tutur dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah meminta target swasembada pangan dipercepat. Dia berujar, swasembada pangan yang semula dibidik akan terwujud pada 2028 kini diharapkan tercapai pada 2027.
“Perintah Presiden swasembada 2028, sekarang sudah maju lagi,” ucap Zulhas usai Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Setingkat Menteri Bidang Pangan di Graha Mandiri, Jakarta, Kamis, 21 November 2024.
Zulhas mengatakan, keputusan percepatan swasembada pangan ini diumumkan Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Prabowo mengumumkan, pemerintahan berencana mengatasi kekurangan pangan dalam 3 tahun dan swasembada energi dalam 4 tahun.
Pilihan Editor: Kemenhub Prediksi Pergerakan Masyarakat di Natal dan Tahun Baru Mencapai 110 Juta