Cerita Uphe, Lulus dari UGM Usia 20 Tahun Raih IPK 3,91
KOMPAS.com – Uphe Angelia Maitriani baru saja lulus dan mendapat gelar lulusan termuda pada Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I Tahun Akademik 2024/2025 Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (28/11/2024).
Lulusan Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini berhasil menyelesaikan studi sarjananya pada usia 20 tahun 3 bulan 9 hari.
Padahal usia rata-rata 1.754 lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 16 hari
Tidak hanya itu, Uphe berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 2 bulan.
Baca juga: Mau Kuliah Gratis S2-S3? Beasiswa Fulbright 2025 Dibuka Tanpa Batas Usia
Sementara rerata masa studi program sarjana adalah 4 tahun 4 bulan. Ia menjelaskan bahwa keberhasilannya tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang dimulai lebih awal.
“Saat SMA, saya mengikuti kelas akselerasi. Saya juga angkatan 2021 dan lulus kuliah sebelum 4 tahun, jadi lebih cepat,” ungkapnya, dilansir dari laman UGM.
Selama perjalanan studinya, Uphe mengaku tidak merasa kesulitan meski menjadi salah satu mahasiswa termuda di angkatannya. Sebaliknya, perbedaan usia satu tahun dengan sebagian besar teman-temannya kerap kali menjadi bahan candaan.
Sebagai mahasiswa yang merantau, Uphe mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Meski kedua orang uanya tidak berstatus sebagai sarjana, Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
Baca juga: Kisah Marcheline, Usia 20 Tahun Diterima Kerja Sebelum Lulus Kuliah di UGM
Namun begitu, keduanya selalu memberikan semangat agar Uphe memberikan yang terbaik.
“Orangtua saya bukan sarjana, namun sangat amat mendukung pendidikan seluruh anaknya. Saya tidak dituntut, namun selalu disemangati untuk memberikan yang terbaik,” ujarnya.
Hingga akhirnya, pada tahun ketiga perkuliahannya, Uphe mendapatkan Beasiswa Marga Pembangunan Jaya melalui sistem pendaftaran online UGM, Simaster.
Dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) akhir 3,94, Uphe membuktikan bahwa fokus dan strategi belajar yang tepat menjadi kunci keberhasilannya. Ia memiliki metode belajar yang unik.
“Aku suka nyatet di kertas kalau lagi kelas, nggak di gadget. Kalau mau dibaca ulang jadi nggak gampang ke-distract,” katanya.
Sejak semester pertama, ia telah menyusun strategi akademik, termasuk menentukan kapan mengambil mata kuliah, magang, KKN, dan skripsi.
Perencanaan ini memungkinkan ia menyelesaikan semua tahapan studi dengan efisien. Selain itu, ia menghindari kebiasaan begadang agar tetap fokus.
“Jangan kebiasaan begadang kalau belajar,” ujar Uphe.
Salah satu pencapaian penting Uphe adalah skripsinya yang berjudul Retensi Optimal Reasuransi Quota-share dengan Meminimalkan Value at Risk dan Memaksimalkan Ekspektasi Utilitas Perusahaan Asuransi.
Penelitian ini tidak hanya mencerminkan pemahamannya tentang konsep aktuaria yang kompleks tetapi juga menunjukkan kontribusinya terhadap dunia asuransi.
“Skripsi ini membahas bagaimana perusahaan asuransi dapat menentukan proporsi risiko yang optimal untuk direasuransikan,” jelasnya.
Dengan dedikasi dan keberhasilannya, Uphe Angelia Maitriani menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meraih prestasi dengan perencanaan yang matang dan semangat juang yang tinggi.
Ia berharap mahasiswa lain tidak takut bermimpi besar dan berani menyusun strategi sejak awal.
“Tentang lulus lebih cepat, itu masalah strategi aja sih,” tutupnya.