Gambar buatan AI diklaim sebagai foto ‘manusia dengan leher panjang di Hutan Amazon’
Para ahli menemukan bahwa manusia dengan leher terpanjang di dunia adalah wanita suku Paduang di Myanmar. Hal ini bertolak belakang dengan gambar-gambar di media sosial yang diklaim menunjukkan manusia dengan leher terpanjang di hutan Amazon. AFP menemukan bahwa gambar-gambar yang beredar itu menunjukkan tanda-tanda hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Menghebohkan!!! Penemuan tengkorak dengan ukuran leher yang sangat panjang di Hutan Amazon oleh arkeolog,” demikian keterangan postingan Facebook yang diunggah pada tanggal 18 Oktober.
Postingan itu berisi tiga foto, dua diantaranya menunjukkan orang-orang yang memiliki leher panjang, dan satu gambar lainnya memperlihatkan kerangka manusia yang memiliki puluhan tulang leher.
Gambar dengan klaim yang sama juga diunggah di TikTok, Threads dan X. Selain itu, klaim itu telah menyebar dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Arab, Inggris, Jepang, Swahili dan Thailand.
AFP telah menyanggah sejumlah konten misinformasi yang dibuat menggunakan AI, misalnya video yang menunjukkan Jokowi berbahasa Mandarin, atau gambar yang diklaim menunjukkan pekerja piramida Mesir.
Faktanya, semua gambar di dalam postingan yang beredar menunjukkan tanda-tanda hasil rekayasa AI.
Gambar AI
Penelusuran gambar terbalik dan kata kunci menemukan gambar-gambar tersebut pernah diunggah di sebuah video TikTok pada tanggal 23 November 2023 (tautan arsip).
Keterangan pada postingan TikTok itu tertulis: “Bocoran foto bersejarah dari tahun 1860 untuk dokumentasi keluarga dengan leher terpanjang yang diambil pada masa itu. Tiga pesaing teratas.”
Gambar-gambar tersebut diposting oleh sebuah akun bernama “FunnyAI”, yang berarti “AI Lucu” (tautan arsip). Halaman profil akun TikTok itu mengatakan bahwa mereka membuat “karya seni buatan AI yang aneh dan lucu”
Berikut perbandingan tangkapan layar antara gambar di postingan salah (kiri) dan gambar sama di postingan TikTok (kanan):
Meskipun AFP tidak bisa mengonfirmasi keaslian foto kerangka manusia raksasa di dalam postingan salah itu, seorang ahli AI menyampaikan kepada AFP bahwa gambar itu tampak dibuat secara digital.
Shu Hu, kepala Lab Forensik Media dan Machine Learning Purdue dari Universitas Purdue di Amerika Serikat, menjelaskan ketidakkonsistenan visual dalam gambar, antara lain wajah yang terdistorsi, tidak adanya pupil pada mata pria, dinding kabin kayu yang tidak sejajar, kepala yang hilang, dan jumlah jari yang berlebih dan tulang-tulang pada leher kerangka. (tautan arsip).
Berikut tangkapan layar gambar hasil buatan AI yang ditampilkan di postingan TikTok, bagian-bagian yang tidak konsisten telah ditandai oleh AFP:
“Gambar-gambar ini bisa dengan mudah menyebabkan penyebaran misinformasi,” katanya pada AFP.
Vera.ai, proyek layanan verifikasi yang didanai Uni Eropa dan bermitra dengan AFP, juga menandai gambar-gambar ini sebagai hasil rekayasa AI. Detektor mereka mengindentifikasi jejak yang ditinggalkan perangkat lunak AI yang dipakai membuat gambar tersebut.