Informasi Terpercaya Masa Kini

Review Film Gladiator II, sang Penerus Tahta Kembali menuju Kejayaan Abadi

0 2

Siapa yang tidak tahu dengan film Gladiator? Film yang pernah rilis perdana ditahun 2000, dibintangi oleh aktor dan aktris papan atas Hollywood, sebut saja Russel Crowe, Joaquin Phoenix, Connie Nielsen, Oliver Reed dan masih banyak lagi.

Film Gladiator I (2000) di sutradarai oleh Ridley Scott, dengan Produser Douglas Wick, David Franzoni dan Branko Lustig. Film ini juga berhasil masuk ke jajaran box office dunia dengan jumlah penonton yang luar biasa.

Setelah 24 tahun jarak antara film pertama rilis, akhirnya Paramount Pictures kembali membuat lanjutan kisah dari film Gladiator, dengan judul Gladiator II. Hal yang paling unik dalam produksi film ini, Ridley Scoot kembali ditunjuk sebagai sutradara untuk membuat kisah lanjutan yang menarik dari kisah Gladiator.

Untuk informasi pembaca setia Kompasiana, film Gladiator II sudah tayang perdana hari ini tanggal 13 November 2024, serentak diseluruh bioskop-bioskop tanah air. Berikut review film Gladiator II versi penulis untuk pembaca. Semoga bisa menjadi alternative atau referensi  memilih dalam tontonan bersama keluarga dan orang-orang terdekat.

Review Film Gladiator II karya Ridley Scoot

Film Gladiator II kembali diproduksi oleh Paramount Pictures untuk melanjutkan kisah dari film pertama dengan judul yang sama di tahun 2000, awal mula era millennium dimulai. Film Gladiator II kembali di sutradarai oleh Ridley Scott, yang menjadi pencetus film Gladiator pertama (2000).

Film Gladiator II ditulis oleh David Scarpa, dengan jajaran pemain yang luar biasa, sebut saja Pedro pascal, Denzel Washington, Connie Nielsen, Joseph Quinn, Paul Mescal, Derek Jacobi, Rory Mccann, Fred Hechinger, Matt Lucas, May Calamawy, Tim Mccinnerny dan masih banyak lagi.

Sinopsis Film Gladiator II

Film Gladiator II menceritakan kisah Lucius (Paul Mescal), yang merupakan cucu dari mantan Kaisar Romawi Marcus Aurelius dan juga putra dari Lucilla (Connie Nielsen). Setelah rumah dan keluarganya dihancurkan oleh Kaisar Romawi yang dipimpin oleh Jendral Marcus Acacius.

Lucius dijadikan sebagai Gladiator yang kembali dipaksa untuk memasuki arena Colosseum. Ia kembali melihat kisah masa lalunya yang kelam, hingga ia menemukan kekuatan untuk bisa mengembalikan kejayaan roma kepada rakyatnya sesuai dengan impian dari kakek, dan orang tuanya (Lucilla dan Maximus).

Apakah impian itu tercapai? Semua disajikan dengan gaya epik dan heroik dari awal film hingga akhir. Film Gladiator II, disajikan dalam durasi dua jam setengah, dengan rasa campur aduk dan layak untuk mendapatkan apresiasi dari penggemar dan penontonnya.

Bagiku, alur cerita yang ditulis David Scarpa sangat menjanjikan sekali untuk para penggemar Film Gladiator untuk melihat bagaimana kelanjutan kisahnya. Pengembangan cerita yang dibuat sangat terasa menyatu dengan film pertama dan kuat sekali bounding cerita jika ditonton secara keseluruhan.

Penulis mengingatkan sebelum menonton film Gladiator II, alangkah baiknya melihat film Gladiator yang pertama. Film Gladiator II merupakan lanjutan dari kisah kekaisaran romawi yang dirilis pada tahun 2000 dengan judul yang sama yaitu Gladiator.

Karakter yang dimainkan dalam film ini sungguh memukau dan diluar ekspetasi penulis ketika menonton ini secara keseluruhan. Semua karakter menyatu dengan perannya, sehingga rasa dan emosi yang disampaikan tersalurkan dengan baik kepada penontonnya. Yang menarik dari film ini hanya Connie Nielsen yang berperan sebagai Lucilla, ikut serta dalam film Gladiator II.

Latar dan tempat yang dimainkan dalam produksi film besar ini juga menarik sekali. Sinematografinya keren dan memanjakan mata penonton melihat bagaimana kebesaran dari kekuasaan bangsa romawi pada tahun tersebut. Visual effect yang dimainkan juga terasa real dan sadis banget.

Pertempuran dan perkelahian didalam film Gladiator II sungguh bagus sekali. Tampak terlihat semua pemain memerankan dengan sangat baik. Kalian yang tidak bisa melihat darah atau kekerasa, disarankan untuk tutup mata karena sadi dan mengerikan. Tapi, jangan takut ada salah satu bagian paling sadis di film ini tidak diperlihatkan melainkan disesnsor oleh pihak lembaga sensor Indonesia.

Tidak lupa juga penulis harus memuji untuk bagian ini, yaitu scoring dan music yang mengiringi film ini dari awal hingga akhir sangat keren sekali. Memanjakan telinga penonton termasuk penulis yang suka dengan alunan music orchestra yang megah dan selalu merinding mendengarkan pada momen atau adegan tertentu.

Secara keseluruhan, film Gladiator II saya berikan rating : 8.5/10. Alur cerita yang kuat dengan melanjutkan kisah film pertama, bagiku sangat berhasil untuk penikmat film kolosal perang. Setiap cerita yang diangkat memiliki nilai dan pelajarannya masing-masing, tergantung bagaimana penonton untuk menanggapinya. Pro kontra film ini pasti ada, itu merupakan hal biasa dan tergantung dari selera masing-masing.

Sang Penerus Tahta Kembali menuju Kejayaan Abadi dengan Revolusi

Bagi kalian yang pernah menonton film Gladiator I, pasti akan paham bagaimana Lucius akan marah dengan apa yang dialaminya didalam perjalanan hidupnya. Setelah menajuh pergi dari tempat tinggalnya, kini ia merasakan kejahatan dan kebrutalan kekaisaran romawi dalam memperluas kekuasaan untuk wilayahnya.

24 tahun bukan waktu yang pendek bagi semua orang untuk menyaksikan bagaimana ending dari film Gladiator ini. Ridley Scoot sangat piawai dalam membangun kepingan cerita menjadi sebuah kesatuan film yang mengaduk perasaan penonton dari awal hingga akhir.

Tujuan utama dari film ini dilanjutkan karena masih menggantung dan belum selesai. Ayah dari Lucilla yaitu Marcus Aurelius, memiliki impian untuk kemajuan kota Roma menajdi negara republic yang besar dan bersih dari namanya penindasan, penyimpangan kasta dan korupsi yang telah menajmur sehingga ada perbedaan status sosial yang jomplang.

Film Gladiator II ini merealisasikan apa yang menajdi impian dari Marcus Aurelius, ia merupakan seorang kakek dari Lucius dan menjadi penerus tahta untuk melanjutkan impian dari keluarga besarnya.

Untuk mewujudkan impian tersebut tidaklah mudah bagi Lucius, ia harus menjadi korban dan tawanan tahanan dengan nama baru yaitu Hanno. Hanno memiliki keluarga kecil ditempat tinggal yang baru yaitu Nimidia. Setelah kota kecil dihancurkan ia menajdi salah satu tawanan yang akan dijadikans ebagai Gladioator untuk arena pertempuran yang terkenal pada masa itu untuk mencari kebebesan hidup menjadi rakyat biasa.

Perjuangan yang tidak mudah, ia kembali memasuki arena pertempuran Gladiator dengan gagah perkasa. Sehingga kejadian masa lalu kembali terlintas di ingatan kepalanya. Tanpa disangka, ia kembali bertemu dengan sang ibu tercinta dan kisah pun berlanjut untuk misa kejayaan Roma dimasa yang akan datang.

Selama dua jam setengah duduk manis menikmati kisah ini, sungguh luar biasa. Tanpa terasa film ini mudaj dinikmati dan berhasil memukau penulis dari awal cerita hingga akhir. Syukur sebelum menonton film ini, penulis menonton film Gladiato I sebelum menonton Gladiato II. Jadi, masih terbayang bagaimana alur dari film pertamanya yang tragis dan menyisakan hal-hal yang masih menimbulkan rasa penasaran.

Semua terjawab di film Galdiator II. Pertempuran di arena Colloseum tidak sama dengan di film pertama, ini lebih menakjubkan lagi dan menantang adrenalin penonton untuk menyaksikannya. Selama pertempuran diarena, penulis menahan napas karena sangat brutal dan mengerikan sekali tapi seru banget (hahhaa bagaimana coba untuk membayangkannya, ayo nonton segera).

Ending dari film ini juga bikin merinding, sang penerus tahta berhasil untuk mewujudkan impian dari kakek, orang tua dan harapan seluruh bangsa roma pada masa itu. Kekaisaran Romawi pun runtuh dengan datangnya sang penerus yang memiliki jiwa kesatria dan bertanggung jawab akan perubahan yang nyata untuk kebaikan bersama di kemudian hari.

Film Gladiator II sangat penulis rekomendasikan kepada para pembaca setia Kompasiana. Film ini sudah tayang serentak di seluruh bioskop-bioskop tanah air yang da di kota mu. Buruan nonton bersama keluarga dan orang-orang terdekat sebelum terlambat, agar bisa merasakan apa yang pneulis gambarkan dalam review ini.

Kalo ada yang kecewa dengan film lanjutan Gladiator ini berarti selera mereka berbeda dengan penulis. Hal ini lumrah dan bisa terjadi, semuanya tergantung bagaimana cara kita menikmati sebuah film merupakan hiburan dikala penat yang melanda kita dengan kesibukan sehari-hari yang tidak pernah ada habisnya.

Selamat menonton dan salam inspirasi,

Jambi, 14 November 2024

Irfan Fandi

Leave a comment