Ekonom: Program MBG Harus Ciptakan Ekosistem Rantai Pasok Lokal
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ekonom senior dari Center of Reform on Economics (Core Indonesia) Hendri Saparini mengatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat menjadi momentum bagi pemerintahan Prabowo Subianto untuk meningkatkan sektor industri makanan dan minuman (mamin) Indonesia. Hendri menyebut program MBG dapat memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian selama memiliki strategi dan keberpihakan terhadap pelaku usaha dan produk lokal.
“Jadi tidak melulu usaha-usaha yang besar, tapi pelaku UMKM juga bisa,” ujar Hendri dalam seminar nasional bertajuk “Urgensi Industrialisasi Dalam Mencapai Target Pertumbuhan 8 Persen” di Hotel Morrissey, Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Hendri menyampaikan Indonesia memerlukan banyak sumber baru untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi delapan persen. Hendri menilai pemerintahan Prabowo bisa menjadikan MBG sebagai salah satu alternatif dalam menggerakkan perekonomian.
“Program makan bergizi gratis, ok saja, Indonesia butuh driven economy yang macam-macam. Kalau memang driven-nya MBG boleh saja asal ekosistemnya juga dibangun,” ucap Hendri.
Sebagai langkah awal, lanjut Hendri, pemerintah bisa melibatkan para petani, peternak, dan nelayan sebagai pemasok utama kebutuhan bahan baku program MBG. Dengan demikian, Hendri mengatakan pemerintah akan menciptakan ekosistem rantai pasok lokal dalam program MBG.
“Jadi petani-petani itu boleh membuat rantai pasok lokal, nggak usah kita ngomong rantai pasok global. Fokus saja untuk memenuhi kebutuhan MBG bagi anak-anak,” sambung Hendri.
Hendri menyampaikan langkah ini juga akan mendorong peningkatan industrialisasi sektor makanan dan minuman lebih baik. Hendri mendorong pemerintahan juga melakukan industrialisasi pada sektor usaha skala kecil dan menengah yang juga punya dampak besar dalam penciptaan lapangan kerja.
“Bayangkan, kebutuhan telur, cabai, sampai bayam itu berapa sebulan, itu akan menggerakkan ekonomi di daerah yang luar biasa,” kata Hendri.