Informasi Terpercaya Masa Kini

Adulting is Hard! 7 Hal yang Harus Dipaksakan untuk Kebaikan Masa Depan

0 3

Semakin kita dewasa, semakin terasa betapa ironisnya iklan Dancow dengan tagline “Tumbuh dewasa itu enak kan!” yang seolah membohongi kita selama bertahun-tahun.

Kenyataannya, dewasa bukan sekadar soal kebebasan, melainkan tentang mengambil keputusan, bertanggung jawab penuh atasnya, menghadapi tekanan hidup, serta terus berjibaku dengan ketidakpastian yang tak pernah berhenti.

Suka atau tidak, siap ataupun belum, hidup tidak bisa dijeda seperti lirik lagu Yura yang berbunyi, “takut tumbuh dewasa, takut aku kecewa.” Tumbuh dewasa sering kali membuat kita merasa kewalahan dan tersesat di tengah realitas yang jauh dari ekspektasi.

Namun, di tengah tantangan itu, ada 7 hal yang perlu dipaksakan mulai sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai demi masa depan yang lebih cerah dan penyesalan bisa diminimalisir, sehingga suatu saat, kita bisa bilang “Aku bisa Yura…”

1. Menjaga Kesehatan

Seperti diketahui bersama makanan lezat akan terasa kelezatannya manakala irang yang memakannya dalam keadaan sehat, karena sehat adalah pondasi dari segalanya untuk mencapai tujuan dan keberlangsungan hidup.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit tidak menular yang sering ditemui, seperti halnya, diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung kini semakin meningkat di kalangan usia muda akibat gaya hidup yang buruk. 

Oleh karenanya, menerapkan pola hidup sehat sangatlah penting, mulai dari pola makan yang seimbang, olahraga teratur, tidur cukup, hingga manajemen stres. Penelitian juga menunjukkan, berinvestasi dalam kesehatan dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas hidup. 

2. Berpikir Positif

Berusaha berpikit positif di saat yang mustahil memang sangatlah menekan, seringkali dikategorikan dalam toxic positivity. Namun, keseringan berpikir negatif akan membuat hidup semakin mencekam dalam jangka panjang. 

Seperti diketahui bahwa pikiran negatif berpengaruh besar pada kesehatan mental, yang kemudian lambat laun menggerogoti kesehatan fisik, jika terus dibiarkan. 

Martin Seligman, seorang psikolog yang dikenal sebagai pelopor psikologi positif, menyatakan bahwa orang yang mampu berpikir positif dan memfokuskan energi mereka pada hal-hal yang bisa dikontrol cenderung lebih bahagia dan sukses. 

Selain itu, studi dari Harvard Health Publishing juga menunjukkan bahwa orang dengan pola pikir positif memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung dan memiliki harapan hidup lebih panjang. 

Oleh karenanya, dalam menghadapi dunia dewasa yang penuh tantangan, sebesar apa pun persoalannya, pikiran yang optimis dapat membantu seseorang tetap fokus pada solusi, bukan masalah.

3. Mengatur Prioritas

Istilah “dewasa bukan soal usia” sering kali terasa relevan ketika kita melihat perbedaan mencolok antara mereka yang sudah cukup umur tetapi belum bisa menentukan skala prioritas, dibandingkan dengan yang lebih muda namun sudah mampu mengatur hidupnya dengan bijak. 

Mengatur prioritas adalah kemampuan penting yang menunjukkan tingkat kedewasaan seseorang, terlepas dari usia. Stephen Covey, dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People, menekankan pentingnya membedakan antara hal yang mendesak dan hal yang penting. 

Prioritas harus diberikan pada hal-hal yang memberikan dampak jangka panjang, seperti pengembangan diri, menjaga kesehatan, dan membangun hubungan yang baik dengan orang lain.

Dengan mampu mengatur prioritas dengan baik, kita bisa menjalani hidup dengan lebih efektif, fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti, tanpa terjebak dalam aktivitas yang hanya menguras waktu dan energi tanpa memberikan manfaat jangka panjang.

4. Melawan Rasa Takut dan Malas

Sebagian besar kegagalan, sekitar 8 dari 10, sering kali dipicu oleh rasa takut untuk menghadapi tantangan dan mengambil keputusan, serta rasa malas untuk memulai atau mempertahankan konsistensi dalam menjalankan sesuatu yang sudah dimulai.

Rasa takut akan kegagalan atau ketidakpastian sering membuat seseorang berhenti sebelum sempat mencoba. Di sisi lain, rasa malas menjadi hambatan besar bagi produktivitas, membuat seseorang terus menunda hal-hal yang sebenarnya penting.

Dilansir dari Psychology Today, mengatasi rasa takut dan malas memerlukan disiplin diri dan pola pikir yang rasional. Salah satu strategi efektif untuk melawan kedua hambatan ini adalah dengan membangun kebiasaan kecil yang positif, seperti membuat daftar tugas harian (to-do list) atau menetapkan target mingguan. 

Dengan langkah-langkah kecil ini, kita dapat menjaga momentum dan melatih diri untuk tetap produktif, terlepas dari rasa takut maupun malas.

5. Memperbaiki Kualitas Ibadah

Bagi banyak orang, spiritualitas atau agama memberikan fondasi yang kokoh dalam menghadapi kehidupan. Ibadah bukan hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga sebuah bentuk refleksi diri dan upaya memperdalam hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.

Menurut survei yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika Serikat, yang melibatkan lebih dari 20 negara, ditemukan bahwa ada hubungan erat antara agama dan kebahagiaan seseorang. 

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kehidupan spiritual yang kuat cenderung merasa lebih bahagia dan mengalami tingkat kecemasan yang lebih rendah. 

Sebagai contoh, di Australia, 45% orang dewasa yang aktif beragama melaporkan bahwa mereka merasa sangat bahagia, dibandingkan dengan 32% dari mereka yang tidak aktif beragama, dan 33% dari mereka yang tidak berafiliasi dengan agama apapun.

Selain itu, memperbaiki kualitas ibadah juga berarti memperkuat hubungan dengan Tuhan, yang sering kali mendatangkan ketenangan batin. Hubungan spiritual yang lebih baik membantu menghadapi masa-masa sulit dengan lebih tenang dan penuh kepercayaan diri.

6. Menjaga Hubungan Keluarga dan Pertemanan Sehat

Dewasa sering dikaitkan dengan rasa kesepian, karena memang benar bahwa people come and go. Namun, hubungan yang sehat, baik dengan keluarga maupun teman, adalah salah satu faktor kunci yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional kita.

Meskipun demikian, tidak semua hubungan layak dipertahankan. Terkadang, penting untuk meng-cut off pertemanan yang toxic, terutama jika hubungan tersebut menghambat pertumbuhan pribadi dan kedewasaan kita.

Studi dari Harvard Study of Adult Development, yang telah berlangsung lebih dari 80 tahun, menemukan bahwa orang dengan hubungan sosial yang baik cenderung lebih sehat dan hidup lebih lama. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan yang positif dan bermakna.

Menjaga komunikasi yang baik serta mendukung hubungan dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif sangatlah penting. Sebaliknya, hubungan yang beracun hanya akan menguras energi dan emosi, sehingga sebaiknya dihindari untuk mendukung perkembangan pribadi yang lebih baik.

7. Selalu Berattitude Baik 

Sikap yang baik mencerminkan karakter seseorang dan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Attitude yang positif, menghargai orang lain, serta kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja sama, dapat membawa banyak manfaat dalam hubungan interpersonal maupun profesional.

John Maxwell, seorang penulis dan pembicara terkenal dalam bidang kepemimpinan, menyatakan bahwa sikap yang baik adalah salah satu elemen kunci dalam mencapai kesuksesan. Dalam dunia kerja, sikap positif dan kooperatif sering kali lebih dihargai daripada keterampilan teknis semata.

Meskipun dampak dari sikap yang baik mungkin tidak terlihat secara instan, efeknya dalam jangka panjang sangat besar. Sikap positif membuka peluang, memperkuat hubungan, dan menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan harmonis.

Dewasa is Scary! dewasa is hard! tetapi suka tidak suka, kita harus tetap menjalankannya, Don’t worry! mulailah dengan mengaplikasikan 7 tips di atas agar tumbuh dewasa dengan lebih baik. 

Leave a comment