Informasi Terpercaya Masa Kini

Perbandingan Harta Kekayaan Anindya Bakrie dan Arsjad Rasyid,Saling Klaim Pimpin Kadin Indonesia

0 15

SURYA.co.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia saat ini mengalami polemik lantaran Anindya Bakrie dan Arsjad Rasyid saling klaim kepemimpinan, ini perbandingan harta kekayaan mereka.

Diketahui, Kadin Indonesia menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024).

Munaslub itu diklaim dihadiri perwakilan 21 pengurus Kadin Provinsi dan 25 anggota luar biasa (ALB) Kadin Indonesia.

Pada Munaslub tersebut, Anindya Bakrie ditunjuk sebagai Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia menggantikan Arsjad Rasjid.

Sementara itu, Sebanyak 21 Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi menyatakan menolak terhadap upaya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Kadin Indonesia dengan agenda utama menggantikan Ketua Umum Arsjad Rasjid.

Lantas, seperti apa perbandingan kekayaan Anindya dan Arsjad?

  1. Anindya Bakrie

Pemilik nama Anindya Novyan Bakrie itu dikenal sebagai seorang pebisnis Indonesia, investor global dan filantropis terkemuka.

Dia juga merupakan penerus grup Bakrie yang memiliki 10 perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US $ 15 miliar. 

Anindya Bakrie tercatat sebagai CEO PT Bakrie Global Ventura, sebuah rumah investasi terkemuka di Indonesia, serta CEO Bakrie & Brothers (BNBR) yang memiliki kepentingan di bidang energi, tambang, properti, perkebunan, media, hingga infrastruktur.

Sumber kekayaan Anindya tidak bisa dilepaskan dari perusahaan milik kakeknya yang telah berdiri sejak 1942. Bakrie & Brothers memiliki laba/rugi yang fluktuatif sejak 2019-2022.

Pada 2019 perusahaan ini mencatat laba sebesar Rp852,96 miliar.

Kemudian Tahun 2020 merugi Rp929,47 miliar. Dua tahun berikutnya berangsur-angsur meraih laba, pada 2021 tercatat Rp63,68 miliar dan 2022 Rp266,13 miliar.

Pada 2007, majalah Forbes menempatkan keluarga Bakrie sebagai konglomerat terkaya dengan kekayaan mencapai USD 4 miliar atau setara dengan Rp 77 triliun.

2. Arsjad Rasyid

Pria kelahiran Jakarta pada 16 Maret 1970 dikenal sebagai seorang pebisnis yang memiliki aset hingga triliunan rupiah.

Namanya juga terkenal di antara pengusaha Asia Tenggara. Arsjad juga merupakan Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).

Berdasarkan situs arsjadrasjid.com, Indika Energy Group memiliki lebih dari 10 ribu karyawan.

Pada 2022, perusahaan ini mencatatkan laba bersih US$452,7 juta atau setara Rp6,9 triliun (asumsi kurs Rp15.355 per dolar AS) dan laba inti US$521,2 juta alias Rp8 triliun.

Selain di Indika Energy, Arsjad pernah menjadi Presiden Komisaris PT Tripatra Engineers & Constructors serta PT Tripatra Engineering sejak April 2021.

Kemudian komisaris PT Indika Infrastruktur Investindo sejak Juni 2020 dan PT Indika Multi Properti sejak Oktober 2019.

Diketahui, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2024).

Munaslub itu diklaim dihadiri perwakilan 21 pengurus Kadin Provinsi dan 25 anggota luar biasa (ALB) Kadin Indonesia.

Pada Munaslub tersebut, Anindya Bakrie ditunjuk sebagai Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia menggantikan Arsjad Rasjid.

Pimpinan Munaslub Kadin Indonesia Nurdin Halid mengatakan, penunjukkan Anindya sebagai Ketum Kadin Indonesia itu telah memenuhi kuorum.

Munaslub itu diklaim dihadiri perwakilan 21 pengurus Kadin Provinsi dan 25 anggota luar biasa (ALB) Kadin.

“Setelah melihat seluruh persatuan administrasi dan proses, ini aspirasi dari Kadin Daerah, itu sesuai dengan anggaran dasar rumah tangga, 50 persen (jumlah total dari Kadin Daerah) 1, kemudian asosiasi luar biasa, 50 persen plus 1, bahkan melampaui dari itu, sehingga sangat memenuhi syarat untuk diselenggarakan Munaslub,” kata Nurdin usai Munaslub, melansir dari Kompas.com.

“Jadi sisi dasar hukum itu sangat kuat dan sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART), tidak ada yang menyimpang dari itu,” ujar Nurdin.

Dia menyebut, penunjukkan Anindya sebagai Ketum Kadin Indonesia karena suara dari mayoritas Kadin Daerah. Anindya pun terpilih secara aklamasi.

“Tadi saya buka pendaftaran lagi. Yang seharusnya pendaftaran sudah ditutup, tapi saya buka lagi, beri kesempatan. Siapa tahu ada yang mau mendaftar, tapi sampai terakhir hanya satu yang mendaftar. Itu hal yang normal, dan itu aspiratif, itu aspirasi aklamasi,” kata politikus Partai Golkar tersebut.

Sementara itu, Anindya Bakrie mengatakan siap mengemban amanah menjadi Ketum Kadin Indonesia serta berkolaborasi dengan pemerintahan.

“Baik pemerintahan Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) yang telah memerintah 10 tahun dengan baik maupun pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kami jadi mitra strategis,” kata Anindya.

Dengan adanya dinamika ini, Anindya berharap Kadin Indonesia menjadi lebih teguh. Dalam waktu dekat, Anindya juga ingin melakukan audiensi dengan Prabowo dan Gibran.

“Kami juga ingin memberikan suatu audiensi kepada presiden terpilih dan Mas Gibran, dan intinya kami sebagai mitra strategis tentu ingin bekerja sama lebih baik,” kata Anindya.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet yang hadir dalam Munaslub itu, mengatakan bahwa Anindya akan dilantik sebagai Ketum Kadin Indonesia pada Minggu (15/9/2024).

“Besok kami pelantikan, tadi baru pengesahan. Sudah sah. Besok (Anindya) dilantik,” kata Kepala Badan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kadin itu.

Sementara itu, Sebanyak 21 Dewan Pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi menyatakan menolak terhadap upaya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) Kadin Indonesia dengan agenda utama menggantikan Ketua Umum Arsjad Rasjid.

Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang menolak antara lain Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Papua Barat Daya.

Penolakan dilandasi pertimbangan bahwa Munaslub yang akan digelar tidak mengikuti ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Kadin Indonesia.

“Dewan Pengurus Kadin Gorontalo menyepakati tetap mendukung kepemimpinan Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia sampai dengan masa bakti tahun 2026,” kata Ketua Umum Kadin Gorontalo Muhalim Djafar Litty dalam keterangan pers, Sabtu (14/9/2024).

“Selain itu, berdasarkan AD/ART Kadin Indonesia, Kadin tidak mengenal Munaslub atau pergantian antar waktu selama Ketua Umum Terpilih tidak melanggar atau menyatakan mengundurkan diri,” sambung dia.

Ketua Umum Kadin Sulawesi Tenggara, Anton Timbang juga menolak gerakan Munaslub yang tidak sah dan tidak sesuai dengan AD/ART Kadin Indonesia. 

“Dewan Pengurus Kadin Sulawesi Tenggara menolak segala bentuk gerakan yang tidak sah. Kami menilai segala tindakan yang tidak sejalan dengan aturan organisasi, merusak marwah Kadin sebagai organisasi wadah dunia usaha,” kata Anton.

Dalam keterangan pers bersama, penolakan juga diungkapkan oleh Ketua Umum Kadin Papua Ronald Antonio, Ketua Umum Kadin Maluku Utara Umar Lessy, Ketua Umum Kadin Bengkulu Ahmad Irfansyah, dan Ketua Umum Kadin Kalimantan Barat Arya Rizqi Darsono.

Selain itu, penolakan juga diungkapkan Dewan Pengurus Kadin Indonesia. Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Kadin Indonesia Eka Sastra mengatakan, desakan itu berpotensi menciptakan ketidakharmonisan di internal Kadin.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment