Review Film Trap: Teror Serial Killer di Tengah Hingar Bingar Konser Pop
TEMPO.CO, Jakarta – Tahun ini M. Night Shyamalan kembali dengan film terbarunya, Trap, sebuah karya yang menggabungkan elemen psikologis dan thriller. Namun, meskipun memiliki potensi besar, film ini sayangnya belum berhasil sepenuhnya menangkap perhatian penonton, terutama mereka yang mengharapkan standar tinggi dari sutradara yang terkenal dengan plot twist-nya yang mengejutkan.
Beberapa film garapan Shyamalan yang melejit di pasaran yakni The Sixth Sense (1999), The Last Airbender (2010), Split (2016), Knock at The Cabin (2023) dan masih banyak lagi.
Performa Aktor dan Plot Film Trap
Josh Hartnett tampil memikat sebagai Cooper, seorang pembunuh berantai yang dijuluki ‘The Butcher’ oleh media. Cooper, yang hadir di sebuah konser pop bersama putrinya, Riley (diperankan oleh Ariel Donoghue), tak menyadari bahwa dirinya telah menjadi target operasi penangkapan oleh pihak berwajib.
Dalam film ini, Hartnett sukses memainkan peran ini dengan dualitas psikologis. Ia berhasil menghadirkan sosok ayah yang konyol namun penuh kasih sayang, sembari mempertahankan aura ancaman yang tak bisa diabaikan.
Penonton disuguhkan dengan berbagai momen ketika Cooper menyadari bahwa konser tersebut adalah jebakan untuk menangkapnya. Shyamalan dengan lihai memainkan ketegangan di antara adegan-adegan ini, mengungkapkan sedikit demi sedikit rencana penangkapan yang disusun dengan cermat oleh pihak berwenang.
Di sisi lain, Saleka Shyamalan, putri sang sutradara, turut berperan dalam film ini dengan menyanyikan beberapa lagu sebagai Lady Raven, bintang pop dalam film ini. Lagu-lagu berirama R&B yang ia bawakan berhasil menambah atmosfer konser dan menjadi elemen yang memikat dalam plot film.
Kritik terhadap Narasi dan Eksekusi Trap
Namun, Trap tak selalu berhasil mempertahankan intensitasnya. Meskipun memiliki premis yang menarik, film ini kerap terjebak dalam pengulangan alur yang melelahkan, membuat penonton merasa ceritanya berputar tanpa arah yang jelas. Trap hanya berdurasi 105 menit, tapi beberapa bagian terasa terlalu panjang dan kurang dimanfaatkan dengan baik untuk mengembangkan plot yang lebih luas.
Selain itu, film ini juga kehilangan momentum ketika terlalu banyak menyoroti konser Lady Raven, yang meskipun menarik, tidak memberikan kontribusi penting terhadap pengembangan cerita utama. Ancaman yang seharusnya terasa menakutkan dari sosok Cooper tidak cukup terbangun dengan kuat.
Perpaduan antara ketegangan psikologis dan hiburan visual dari konser Lady Raven kadang-kadang terasa tidak seimbang. Terlalu banyak adegan konser yang ditampilkan membuat alur cerita utama terasa terganggu dan kehilangan fokus, meskipun penampilan Saleka sebagai penyanyi pop cukup menarik perhatian dengan soundtrack R&B yang enak didengar.
Trap adalah sebuah film thriller yang memiliki potensi besar namun tidak sepenuhnya berhasil mengeksekusinya. Josh Hartnett memberikan penampilan yang solid sebagai Cooper, namun bahkan akting terbaiknya belum bisa menyelamatkan film dari kelemahan narasi yang ada.
Film ini bisa jadi akan menyenangkan bagi mereka yang menikmati thriller dengan permainan psikologis, tetapi untuk penggemar berat Shyamalan yang mengharapkan sesuatu yang setara dengan The Sixth Sense, film ini mungkin terasa kurang memuaskan. Trap resmi tayang di bioskop Tanah Air mulai Rabu, 7 Agustus 2024.
Pilihan Editor: Netflix Meluncurkan Drama Jepang Tebaru, Tokyo Swindlers