Review Film “Ghostbusters: Frozen Empire”, Serba Nanggung tapi Bikin Nostalgia
Generasi tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an tumbuh kembang bersamaan dengan film Ghostbusters. Generasi zaman itu pasti tahu bahkan turut mengikuti film yang sangat populter kala itu.
Meski terbilang film jadul, tetapi film Ghostbusters tetap dikenal sampai zaman sekarang. Film ini terus diputar bahkan setiap generasi merilis sekuel dari dua film pertamanya. Generasi Z pasti tidak asing dengan film Ghostbusters: Afterlife yang rilis pada tahun 2021. Sony Pictures terbilang sangat percaya diri merilis di tahun pandemi. Kepercayaan diri itu memang sukses membuat sekuel film ini banyak diminati.
Tak mau membuang kesempatan sekaligu melihat kesuksesan akan terulang, Sony Pictures kembali menggarap sekuel berikutnya. Sudah tayang di bioskop sejak Maret 2024.
Untuk kamu yang belum sempat menonton di bioskop, kabar baiknya bahwa film Ghostbusters: Frozen Empire sudah tayang di Netflix. Kesuksesan film terdahulunya membuat film ini mudah melewati film-film baru lainnya di Netflix. Tak tanggung-tanggung, baru saja rilis di Netflix, hingga saat ini menjadi film tontotan teratas nomor satu di Indonesia.
Sebelum menonton film Ghostbusters: Frozen Empire, akan lebih lengkap jika menonton film terdahulunya, Ghostbusters: Afterlife. Keduanya memiliki keterkaitan dengan alur yang maju. Berbeda generasi dan latar tempat.
Dalam film Ghostbusters: Afterlife, keluarga Spengler tingga; di Oklahoma. Namun dalam film selanjutnya, keluarga Spengler kembali ke markas pemadaman kebakaran yang terletak di New York. Mereka menjalankan tugas sebagai Ghostbusters di sana.
Tidak hanya latar tempat dan ceritanya yang berbeda, sutradara yang ditunjuk pun berbeda. Jika Afterlife digarap oleh Jason Reitman, Frozen Empire dipegang oleh Gil Kenan. Perbedaan sutradara ini cukup berani mengingat film sebelumnya terbilang cukup sukses sehingga menjadi patokan untuk sekuel selanjutnya. Minimalnya dapat menyamakan kedudukan kesuksesan.
Terdapat tambahan aktor yang menjadi tokoh utama dalam film ini. Seperti Paul Rudd, Carrie Coon, Finn Wolfhard, Mckenna Grace, dan Kumail Nanjiani. Meski dibintangi wajah-wajah baru, para aktor utama dari seri film Ghostbusters jadul pun turut dilibatkan. Sensasi nostalgia nampaknya akan terasa sepanjang menonton film ini.
Film Ghostbusters: Frozen Empire masih berkisah tentang kelompok pemburu hantu yang memiliki misi menyelamatkan dunia. Dunia dipenuhi oleh hantu-hantu yang mengganggu manusia, bahkan ingin menguasai bumi. Mereka juga sering mendapat laporan dari masyarakat sehingga harus segera meluncur ke tempat yang ada hantunya.
Bekerja tanpa henti. Bersiaga 24 jam karena yang namanya hantu tidak ada istirahatnya untuk menganggu manusia. Tak kenal siang atau malam. Tak kenal waktunya beraktivitas atau tertidur lelap.
Suatu hari, mereka mengejar hantu naga yang terbang di sepanjang jalanan kota. Pengejaran itu berlangsung di siang hari saat aktivitas perkotaan begitu padat. Kendaraan yang ramai, orang-orang yang berlalu-lalang, dan toko-toko yang sedang beroperasi karena ramai oleh pengunjung.
Hantu naga itu sulit untuk ditangkap. Melesat begitu cepat membuat mereka cukup kesulitan untuk mengejarnya. Apalagi terkendala dengan banyaknya hambatan dari aktivitas masyarakat sekitar.
Alhasil, setelah pengejaran hantu naga itu selesai, menimbulkan banyak kekacauan. Beberapa fasilitas umum hancur.
Wali kota Welter Peck yang diperankan oleh William Athertin memanggil mereka. Menjadi teguran karean aksinya merusak fasilitas umum. Sedangkan mereka hanya memberikat penjelasan bahwa ini semua untuk kebaikan bersama.
Saat pemanggilan itu terjadi, sang wali kota melihat bahwa salah satu diantara para pemburu hantu adalah anak di bawah umur yang masih remaja. Ia adalah Phoebe. Sejak saat itu, wali kota melarang untuk Phoebe bergabung dalam misi pemburuan dan penangkapan hantu. Phoebe tentu memprotes itu semua. Begitu pun dengan anggota yang lainnya. Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti perintah dari wali kota.
Phoebe begitu kesal dan marah dengan aturan itu. Ia hanya berdiam diri di markas ketika para pemburu hantu lainnya beraksi. Bosan hanya berdiam diri saja, ia pun mencari kesibukan lain dengan bermain catur di taman. Itu pun hanya sendirian saja. Permainan catur tentu tidak bisa dimainkan sendiri, sehingga ada sosok hantu yang menemani Phoebe. Ia adalah Melody yang diperankan oleh Emily Alyn Lind. Usia mereka hampir sama. Melody adalah hantu yang meninggalkan karena kebakaran di apartemen yang ia tinggali bersama keluarganya.
Sementara itu, artefak kuno yang berbentuk bulat mengundang petaka bagi bumi. Artefak itu miliki nenek Nadeem yang tersimpan di sebuah ruang rahasia di rumahnya. Nadeem menjual artefak kuni itu dengan harga yang fantastis kepada Ray (Dan Aykroyd) dan Podcast (Logan Kim). Keduanya sedang menjalankan bisnis jual beli barang-barang kuno.
Artefak kuno itu di bawa ke tempat penelitan baru para Ghostbusters. Di sana, artefak kuno dimasukan ke dalam mesin untuk melepaskan hantu yang tinggal dalam artefak itu. Naasnya, sesuatu terjadi. Memang hantu yang tinggal dalam artefak itu terlepas, tetapi ia melarikan diri begitu saja dan membuat keonaran dengan kekuatannya yang dahsyat.
Para hantu pun turut takut pada hantu itu yang begitu besar seperti raksasa. Hebatnya lagi, hantu itu bisa membuat sekelilingnya berubah menjadi es yang mematikan. Kekuatannya sangat dahsyat. Ia sampai membekukan seisi kota.
Menonton film ini membuat penonton nostalgia dengan karakter-karakter lama. Seperti Ray, Peter Venkman, Dana Barrett, dan Winston Zeddemore. Tentunya berbeda karena kini mereka hadir dengan keadaan sudah lebih tua daripada sebelumnya.
Tidak hanya sekadar menghadirkan pemain lama, film Ghostbusters yang terbaru pun tetap menghadirkan komedi khas seperti film sebelumnya. Komedi yang dihadirkan memang menjadi andalan dalam sekuel film ini.
Film ini juga kembali menghadirkan hantu Mini Marsmellow yang menggemaskan. Bukannya bikin takut, justru malah dibikin lucu dan gemas melihat tingkah konyol mereka. Meski kadang bikin geleng-geleng kepala saking abdsurnya sebagai hantu haha.
Meski begitu, bukan berarti kamu harus menonton film Ghostbusters dari awal sebelum menonton film terbarunya. Penonton baru pun bisa mengikuti alur film ini dengan mudah karena inti cerita berfokus pada pemain baru, yaitu Phoebe. So, masih sangat aman untuk dinikmati penonton baru.
Entah mengapa, saya merasa bosan menonton film ini pada menit-menit awal. Sejujurnya terlalu bertele-tele pada saat menuju pengenalan konflik. Saya merasa tidak mendapatkan vibes berburu hantu yang terlihat keren. Justru film ini sangat kurang banyak memberikan adegan memburu hantu. Padahal judulnya saja adalah Ghostbusters. Terlalu banyak percakapan dan adegan yang tidak perlu dalam film ini.
Fokus pada film ini pun terbilang tidak terarah. Mulai dari judulnya yang ternyata isi cerita kurang memberikan pengalaman seru bagi penonton saat berburu hantu. Bumbu-bumbu pelengkap film ini juga serba nanggung. Entah ingin dibawa ke mana? Mungkin film keluarga, yang tetap saja gak menyentuh hati penonton.
Penjelasan sejarah artefak kuno yang menjadi konflik cerita pun begitu rumit. Tidak dijelaskan secara pasti latarnya seperti apa. Pemberian istilah-istilah asing pun dibiarkan begitu saja. Tanpa ada perincian yang membantu penonton untuk memahaminya.
Untuk penonton baru, film ini kemungkinan besar akan memberikan kesan yang biasa aja. Apalagi dengan ekpektasi tinggi yang didengar dari para penonton yang sudah setia dengan sekuel sebelumnya.
Sedangkan bagi penonton setia Ghostbusters, ada dua kemungkinan yang terjadi. Sekuel terbaru ini jelas akan dibandingkan dengan sekuel sebelumnya yang sukses. Kemungkinan selanjutnya, film ini memberikan kesan baik karena membuat penonton nostalgia dengan film-film Ghostbusters sebelumnya.