Informasi Terpercaya Masa Kini

Piala Presiden Malaysia Kacau,Indonesia Sukses Besar: FAM Harus Berguru ke Pakarnya Maruarar Sirait

0 10

TRIBUNJAKARTA.COM – Beda nasib penyelenggaraan Piala Presiden 2024, Indonesia sukses besar dibanjiri sponsor tapi di Malaysia bermasalah hingga ada penunggakan gaji.

Indonesia baru saja menyelesaikan gelaran Piala Presiden 2024 dengan hasil akhir Arema FC berhasil menjadi juara.

Arema FC berhasil mempertahankan tropi juara, setelah terakhir kali gelaran ini bergulir pada tahun 2022.

Skuad berjuluk Singo Edan itu berhasil back to back meraih gelar juara Piala Presiden.

Atas raihan juara itu, Arema FC mendapatkan total hadiah Piala Presiden 2024 sebesar Rp 5,25 Miliar.

Sementara, tim peringkat dua yakni Borneo FC membawa pulang hadiah Rp2,75 miliar

Begitu juga dengan peringkat tiga Persis Solo yang berhasil membawa hadiah sebesar Rp1,75 miliar.

Tak cukup sampai disitu, tim perinkat empat Persija Jakarta juga diberikan hadiah sebesar Rp1,25 miliar.

Hadiah besar yang diberikan panitia Piala Presiden 2024 yang dikomandoi Maruarar Sirait patut diapresiasi.

Sebab, Maruarar Sirait dalam mengemas ajang ini hingga berhasil mendatangkan banyak sponsor untuk gelaran Piala Presiden 2024.

Jelas sorotan tertuju kepada Maruarar Sirait yang mampu meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar ajang ini bisa terus bergulir sebelum kompetisi sepak bola resmi Liga 1 dimulai.

Selain itu, Bang Ara, sapaan akrab Maurarar Sirait, juga berhasil mendatangkan banyak sponsor untuk bisa mendukung ajang ini.

Berkat usaha keras dan pendekatan yang dilakukan Bang Ara, sponsor yang mendukung Piala Presiden 2024 tembus di angka Rp 79 miliar.

Jumlah fantastis berhasil dikumpulkan hingga ajang Piala Presiden 2024 ini bisa dikemas dan dengan baik dari awal sampai akhir.

“Inilah maju, lompatan itu namanya lompatan sportifitas sudah mulai terbangun,” kata Maruarar Sirait di Stadion Manahan, Solo.

“Bagus menurut saya, sebagai penyelenggara sebagai ketua SC. Karna sponsor suka nanya ‘aman ga Pak?, kondusif tidak?’ kalo kalah tuan rumahnya ternyata tetap kondusif. Itu menurut saya sudah luar biasa,” sambungnya.

“Tolong sampaikan kepada publik, karena sesuatu hal yang luar biasa ini,” tegasnya.

Kesuksesan Piala Presiden 2024 di Indonesia tampaknya berbanding terbalik dengan yang sedang bergulir di negara tetangga Malaysia.

Sama seperti di Indonesia, Malaysia juga memiliki kompetisi Piala Presiden.

Bedanya, Piala Presiden Malaysia digelar sebagai wadah kompetisi bagi para pemain muda.

Tepatnya, para pemain berusia di bawah 20 tahun menjadi prioritas berlaga di Piala Presiden Malaysia.

Sedangkan Piala Presiden 2024 di Indonesia digelar sebagai ajang pramusim.

Piala Presiden di Malaysia Terjadi Masalah Krusial

Saat Piala Presiden di tanah air menawarkan hadiah besar, lain halnya dengan yang terjadi di Malaysia.

Berdasarkan laporan Harian Metro, Piala Presiden Malaysia sedang menghadapi masalah besar.

Ada beberapa klub yang tampil di ajang itu mengalami gagal bayar kewajiban mereka kepada para pemain.

Dengan kata lain, ada klub yang menunggak gaji para pemain mudanya.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Mohd Firdaus Mohamed.

Mohd Firdaus Mohamed mengaku mendapatkan beragam aduan dan komplain terkait penyelenggaran Piala Presiden Malaysia.

Mohd Firdaus yang juga bertindak sebagai Ketua Bidang Kompetisi FAM mengakui beberapa klub mengalihkan pengelolaan di Piala Presiden kepada pihak lain.

Hal tersebut menimbulkan ketidakjelasan kepada para pemain terkait urusan gaji.

Untuk itu, Firdaus bertekad mengurus langsung masalah yang terjadi.

Ia tak ingin masalah ini berlarut-larut dan berimbas kepada para pemain muda yang menjadi tumpuan Malaysia.

“Saya menerima banyak keluhan terkait tunggakan gaji pemain yang tampil di Piala Presiden dan Youth Cup,” papar Mohd Firdaus Mohamed.

“Saya menyikapi masalah ini dengan serius karena melibatkan para pemain muda yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan dukungan.”

“Saya tidak mencoret kemungkinan untuk memberikan sanksi kepada klub yang mengabaikan kewajiban mereka membayar gaji para pemain.”

“Bahkan ini juga bisa menjadi pengingat bagi klub-klub lain agar tak melakukan hal yang sama,” sambungnya.

Mohd Firdaus juga mengingatkan dampak dari adanya tunggakan gaji pemain ini.

Hal tersebut bisa berdampak kepada kehidupan sosial para pemain.

Pasalnya para pemain akan mendapatkan tekanan berat saat menjalani kehidupan mereka lantaran tak menerima gaji.

Akibatnya, performa mereka di atas lapangan juga bisa terkena imbas negatif.

Pada akhirnya Malaysia sendiri yang akan merugi dengan adanya hal tersebut.

Untuk itu, Mohd Firadus mendesak 5 klub yang terlibat masalah tunggakan gaji ini bisa segera melunasi kewajiban.

“Ketika gaji tidak dibayar, tentu saja para pemain akan kehilangan kemampuan dan pengambilan keputusan di lapangan,” ucap Mohd Firdaus.

“Itulah mengapa saya menganggap masalah ini sangat serius.”

“Sepak bola adalah penghidupan mereka dan mereka seharusnya tidak diperlakukan seperti ini,” jelasnya.

Kondisi keterpurukan Piala Presiden di Malaysia seharusnya menjadi cambuk besar bagi FAM.

FAM perlu berlajar mengelola kejuaraan dan mendatangkan banyak sponsor kepada pakarnya di Indonesia yakni Maruarar Sirait.

Dengan data dan catatan tersebut membuktikan bila Piala Presiden yang digelar di Indonesia mampu berjalan dengan profesional dan sehat karena didukung banyak sponsor.

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Leave a comment