Komite Organisasi Paris 2024 Minta Maaf Usai Seremoni Pembukaan Olimpiade Tuai Kecaman
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS — Komite Olimpiade Internasional (IOC) akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi terkait seremoni pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang sebagian penampilnya menuai kecaman global lantaran dinilai menghina agama tertentu. Akun Youtube Olympics bahkan sampai harus menghapus video seremoni pembukaan olimpiade yang sempat ditayangkan secara utuh.
Berikut pernyataan lengkap IOC dikutip dari akun @iocmedia yang dirilis pada Ahad (28/7/2024):
“IOC telah mencatat dan menerima klarifikasi dari Komite Organisasi Paris 2024 terkait seremoni pembukaan. Dalam taklimat pers harian, Komite Organisasi menyatakan, bahwa tidak pernah ada niatan untuk menampilkan sikap tidak hormat kepada kelompok agama atau keyakinan apapun. Mereka menekankan, bahwa niat mereka lewat seremoni pembukaan adalah selalu untuk merayakan toleransi dan kelompok. Komite Organisasi juga menyatakan, bahwa jika ada pihak yang merasa tersinggung dengan adegan tertentu, itu adalah ketidaksengajaan dan mereka meminta maaf.”
Video resmi seremoni pembukaan Olimpiade Paris 2024 telah dihapus dari akun Olympics di Youtube. Pengguna sosial media seperti dirangkum oleh Daily Mail, pada Sabtu (27/7/2024), membagikan tangkapan layar video dari akun Olympics yang menampilkan layar gelap dengan kutipan “video ini tidak tersedia”.
Langkah penghapusan video ini kontras dengan seremoni London 2012, Rio 2016, Beijing 2022 dan bahkan Nagano 1998 yang video utuhnya tersedia di akun Youtube Olympics. Baik pihak Olympics dan panitia penyelenggara Paris 2024 tidak memberikan alasan dibalik penghapusan video itu.
Penghapusan video seremoni pembukaan Olimpiade Paris 2024 tak lama setelah bergulirnya kecaman warganet di media sosial khususnya X atas sebagian penampil. Event olahraga empat tahunan yang biasa menyedot jutaan penonton dari seluruh dunia itu dinilai warganet menjadi panggung ‘simbol-simbol setan’ dan representasi kelompok LGBTQ.
Dilansir Mint, penampilan show di antaranya rekreasi dari adegan ‘Perjamuan Terakhir’ Yesus; pemenggalan kepala Mary Antoinette, dan penggambaran ‘the God of Wine’, Dionosys menuai kontroversi di media sosial. Banyak warganet menilai, rekreasi ‘Perjamuan Terakhir’ sebagai penistaan agama Kristen lewat ‘simbolisme satanik’.
Komunitas Kristiani global pun ikut mengecam parodi atas lukisan Leonardo da Vinci berjudul ‘Perjamuan Terakhir’. Dalam rekreasi ‘Perjamuan Terakhir’ di seremoni pembukaan Olimpiade Paris, Yesus Kristus diganti dengan perempuan gemuk, sementara waria dan tokoh-tokoh transgender, termasuk seorang anak kecil, ditampilkan sebagai para rasulnya. Banyak warganet, tidak hanya umat Kristen, ramai-ramai mengkritisi parodi itu sebagai penghinaan bahkan penistaan terhadap agama.
“Sodom dan Gomorrah ditelevisikan dan ditonton oleh jutaan orang secara langsung,” tulis akun Universitarios Católicos di X.