Yogya Sudah Hapus Jurusan IPA, IPS, Bahasa Sejak Dua Tahun Lalu, Ini Dampak dan Kendalanya
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mulai memberlakukan penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA pada tahun ajaran baru 2024/2025. Namun, Provinsi DIY sudah mulai menjalankan peniadaan jurusan di SMA ini sejak dua tahun lalu atau tahun ajaran 2022/2023.
“Itu sebenarnya bukan baru saat ini (diterapkan di DIY). Peniadaan jurusan itu sudah dua tahun yang lalu, yang jadi bagian implementasi Kurikulum Merdeka. Jadi, anak-anak yang mengalami itu sekarang sudah kelas 12,” kata Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Suhirman kepada Republika, Selasa (23/7/2024).
Suhirman menyebut, peniadaan jurusan ini diterapkan dengan menyiapkan paket-paket mata pelajaran untuk siswa. Nantinya, paket-paket tersebut dapat dipilih siswa sesuai minat dan kemampuannya.
Meski begitu, dalam pemilihan mata pelajaran ini, juga harus didampingi oleh orang tua ataupun wali murid. Selain itu, paket-paket mata pelajaran yang disediakan juga disesuaikan dengan ketersediaan guru yang ada di masing-masing sekolah.
“Sekolah menyiapkan pilihan mata pelajaran, kemudian pemilihannya itu dikomunikasikan dengan orang tuanya. Artinya tidak hanya anaknya, tapi juga orang tuanya, dan disesuaikan dengan keberadaan guru di sekolah itu untuk melayani pelajaran apa yang ada. Intinya ada paket-paket pilihan tertentu, yang siswa itu bisa memilih, dan dikomunikasikan dengan orang tua dan sekolah,” ucap Suhirman.
Komik Si Calus : Sekolah – (Republika/Daan Yahya)
Kendala dari orang tua.. baca di halaman selanjutnya.
Suhirman menyebut, sosialisasi untuk implementasi Kurikulum Merdeka ini sudah dilakukan ke seluruh sekolah, termasuk swasta. Untuk itu, sekolah swasta juga didorong menerapkan Kurikulum Merdeka ini dengan penghapusan penjurusan di SMA.
“Sebelumnya sudah ada sosialisasi kurikulum, artinya sekolah-sekolah itu untuk yang memilih implementasi Kurikulum Merdeka ini sudah siap semuanya. Sebelum menerapkan kan sudah ada rambu-rambunya, sekolah harus siap,” jelasnya.
Suhirman juga menuturkan, peniadaan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA ini juga dalam rangka mengakomodasi kemampuan siswa itu sendiri. Melalui peniadaan jurusan ini, siswa bisa mengambil mata pelajaran yang diinginkan, di mana sebelumnya tidak diberikan di jurusan yang diambil ketika masih diterapkan sistem penjurusan.
“Ini disesuaikan dengan pilihan siswa, artinya mengakomodir kemampuan siswa dan pilihan siswa, artinya lebih luas,” jelasnya.
Meski peniadaan jurusan di SMA ini sudah dua tahun berjalan di DIY yang merupakan Kota Pendidikan ini, Suhirman menyebut tidak ada masalah. Hanya saja, masih ada kendala yang dihadapi yakni masih ada orang tua yang menginginkan sekolah tetap menerapkan adanya penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA.
“Ini mungkin orang tuanya yang masih perlu kita sosialisasikan dan edukasi lebih detail. Melalui sekolah juga terus disosialisasikan setiap kali ada penerimaan siswa baru, itu kan biasanya ada orang tuanya dan diundang sebelum masuk sekolah untuk diberikan pemahaman,” kata Suhirman.