Informasi Terpercaya Masa Kini

Nasib Kombes Pol Dodi Darjanto Dirlantas Polda Sulteng Usir Wartawan Gegara Pakai HP China

0 20

TRIBUN-TIMUR.COM – Dirlantas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Kombes Pol Dodi Darjanto kini mendapat masalah besar setelah hina wartawan.

Kombes Pol Dodi Darjanto jadi sorotan setelah usir wartawan pakai anjing karena pakai ponsel China.

Kelakuan Kombes Pol Dodi Darjanto itu pun mendapat sorotan Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso.

Sugeng menyarankan Kapolda Sulteng  Irjen Pol Agus Nugroho untuk menonaktifkan sementara Kombes Dodi Darjanto dari jabatannya sebagai Direktur Lalu Lintas.

“Karena tindakan itu sudah masuk kategori dugaan pelanggaran etik dan sikap arogan, sebaiknya Kapolda Sulteng menonaktifkan sementara untuk tindakan disiplin,” kata Sugeng Teguh Santoso, Senin.

Menurut IPW, hal itu dapat mempertahankan citra institusi Polri yang saat ini sedang dalam keadaan baik.

“Jangan sampai, citra institusi yang sudah baik, dirusak oknum yang tidak paham dengan kinerja-kinerja media pers dan jurnalis,”ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kombes Pol Dodi Darjanto diduga melakukan pelecehan verbal saat menolong wawancara dengan Kepala Biro SCTV Palu, Syamsuddin Tobone.

Adapun alasan penolakan itu, karena Syamsuddin dianggap menggunakan telepon seluler pintas merek China saat akan melakukan wawancara.

Insiden ini bermula ketika Syamsuddin Tobone hendak melakukan wawancara dengan Dirlantas Polda Sulteng Kombes Pol Dodi Darjanto di Tugu 0 Kilometer, Kota Palu, dalam rangka meliput hasil operasi patuh Tinombala 2024 pada hari pertama.

 

 “Saya sudah janji wawancara sejak kemarin melalui ajudannya. Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam. Dia langsung berkata, kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masak wawancara pakai HP, HP merek Cina lagi. Suruh direkturmu belikan HP yang canggih,” ujar Syamsuddin.

Sementara itu Kombes Pol Dodi Darjanto, dalam permintaan maafnya yang disampaikan pada Kamis (18/7/2024) di hadapan sejumlah jurnalis Sulteng dan perwakilan empat organisasi pers, yaitu IJTI Sulteng, AJI Palu, PFI Palu, dan AMSI Sulteng, mengakui bahwa tindakannya adalah kekhilafan yang dilakukan tanpa unsur kesengajaan.

“Apa yang saya lakukan khilaf, tidak ada maksud apa-apa. Intinya saya itu sekedar bercanda saja tapi kejadiannya jadi seperti ini. Tidak ada maksud apa-apa Pak,” tutur Dodi Darjanto.

Meski permohonan maaf telah disampaikan dan diterima oleh jurnalis Sulteng untuk menjaga hubungan kerja antara jurnalis dan Polda Sulteng, IJTI Sulteng, AJI Palu, PFI Palu, dan AMSI Sulteng, yang tergabung dalam Komunitas Roemah Jurnalis, tetap menuntut adanya tindakan tegas dari pimpinan Polri atas sikap Dirlantas Polda Sulteng yang dianggap sebagai kekerasan verbal dan harus disikapi secara serius.

“Tindakan itu menunjukkan sikap arogan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang perwira polisi,” ujar Sugeng.

Sugeng menyarankan para organisasi profesi yang mengadvokasi kasus itu, sebaiknya membuat pengaduan atau laporannya resmi ke Propam Polda Sulteng.

“Surat itu bisa ditembuskan ke Propam Mabes Polri dan Kapolri,” katanya dikutip dari Antara.

Alasan Sugeng, aduan itu bisa menjadi dasar organisasi profesi untuk mengawal tindak lanjut dari kasus tersebut ke depannya.

Menurut dia, laporan itu dapat memasukkan rekam jejak Dirlantas, apakah pernah melakukan hal yang sama, selama menjadi anggota Polri.

Dalam rekam jejak, Dodi Darjanto sewaktu berpangkat AKBP dan bertugas sebagai Kapolres Siantar, Sumatera Utara, pada tahun 2015, pernah mengusir wartawan dengan anjing.

Kala itu, para wartawan hendak meliput sengketa penolakan bakal calon wali kota Siantar.

Jadi, rekam jejak ini bisa melihat sosok perwira, mana yang layak promosi dan mana yang tidak layak.

Hina wartawan

Dirlantas Polda Sulteng, Kombes Pol Dodi Darjanto menolak diwawancara oleh wartawan yang merupakan Kepala Biro SCTV Palu, Syamsuddin Tobone.

Penolakan tersebut karena Syamsuddin Tobone menggunakan HP China yang dianggap tidak mampu menghasilkan rekaman berkualitas tinggi.

Alhasil, tindakan Dirlantas Polda Sulteng, Kombes Pol Dodi Darjanto tersebut dinilai merendahkan wartawan.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (17/7/2024) pagi, saat Syamsuddin akan mewawancarai Dodi terkait Operasi Patuh Tinombala 2024.

“Saya sudah janji mau wawancara dari kemarin lewat asprinya. Akhirnya tadi pagi Pak Dir bersedia jam 08.30 WITA di Tugu 0. Setelah apel, saya bertemu beliau untuk memulai wawancara. Saya pakai seragam SCTV, rapi.”

“Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam. Dia langsung berkata, ‘Kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masa wawancara pakai HP, HP merek China lagi, suruh direkturmu belikan HP canggih’,” kata Syamsuddin menirukan ucapan Dodi, dilansir dari TribunPalu.com.

Syamsuddin mencoba menjelaskan bahwa ponsel saat ini mampu menghasilkan rekaman berkualitas tinggi.

Namun penjelasannya tidak diterima dengan baik oleh Kombes Pol Dodi Darjanto.

“Sampai anak buahnya, anggota lantas Polda, datang dan membisikkan kepada saya, bilang sudah, tidak usah dibantah,” ujar Syamsuddin.

Profil Kombes Pol Dodi Darjanto

Dirlantas Polda Sulteng Kombes Pol Dodi Darjanto sempat menjadi Kapolres Siantar Sumatera Utara.

Namun akhirnya pada 2017 silam dirinya dimutasi.

Melansir Tribun Medan, Mabes Polri melakukan mutasi terhadap sejumlah perwira menengah di antaranya Kapolres Siantar, yakni AKBP Dodi Darjanto.

Mutasi Dodi dari jabatan Kapolres Siantar sesuai Telegram Rahasia (TR) Polri bernomor ST/1225 /V/2017 tertanggal 7 Mei 2017 yang ditandatangani Kapolri As SDM Irjen Pol Alief Sulistyanto.

Dari surat itu, Kapolres Siantar AKBP Dodi Darjanto dimutasi menjadi Kasubag Ban Kuminter Bag Tinter Set Ncb Interpol Indonesia Divhumbinter Polri.

Ia kemudian menjadi Plt Kabagops Korlantas Polri tahun 2021

Dody lantas menjabat Dirlantas Polda Sulteng menggantikan AKBP Kingkin Wnisiuda yang dimutasi menjadi anjak madya Bidang Kamsel Korlantas Polri.

Pelantikan dilakukan tanggal 27 Maret 2023.

Harta Kekayaan Kombes Pol Dodi Darjanto

Dikutip dari laman LHKPN KPK periode 2023, Dodi Darjanto tercatat memiliki satu aset tanah dan bangunan di Kota Bandung senilai Rp 950.000.000.

Kemudian, ia tercatat memiliki dua aset kendaraan jenis Toyota Hard Top Jeep dan mobil Nissan X Trail.

Totalnya senilai Rp 245.000.000 Kas dan setara kas Rp 96.000.000.

Dengan demikian nilai aset atau harta kekayaan Kombes Dodi sebesar Rp1.291.000.000. 

PENGUMUMAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

(Tanggal Penyampaian/Jenis Laporan – Tahun: 8 Januari 2024/Periodik – 2023)

BIDANG : EKSEKUTIF

LEMBAGA : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)

UNIT KERJA : KEPOLISIAN DAERAH SULAWESI TENGAH

I. DATA PRIBADI

1. Nama : DODI DARJANTO

2. Jabatan : DIREKTUR LALU LINTAS

3. NHK : 744541

II. DATA HARTA

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 950.000.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 173 m2/210 m2 di KAB / KOTA BANDUNG, HIBAH TANPA AKTA Rp. 950.000.000

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 245.000.000

1. MOBIL, TOYOTA HARDTOP JEEP Tahun 1976, HASIL SENDIRI Rp. 70.000.000

2. MOBIL, NISSAN XTRAIL Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp. 175.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. —-

D. SURAT BERHARGA Rp. —-

E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 96.000.000

F. HARTA LAINNYA Rp. —-

Sub Total Rp. 1.291.000.000

III. HUTANG Rp. —-

IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 1.291.000.000. 

Kombes Dodi Darjanto Minta Maaf

Sekretaris Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah Abdee Mari menyebut tindakan Dir Lantas Polda Sulteng itu melecehkan profesi jurnalis.

Dia menekankan perlunya klarifikasi dan permintaan maaf dari pihak Dirlantas Polda Sulteng terkait insiden itu.

Menurut dia, seharusnya sebagai pejabat publik dia tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang merendahkan profesi.

Direktur Lalu Lintas Polda Sulawesi Tengah Komisaris Besar (Kombes) Dodi Darjanto meminta maaf setelah perkataannya dinilai menghina jurnalis.

Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan sejumlah jurnalis Sulteng dan perwakilan empat organisasi pers, IJTI Sulteng, AJI Palu, PFI Palu dan AMSI Sulteng yang dimediasi Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Joko Wienartono, di ruang kerjanya.

“Saya sangat merasakan apa yang dirasakan bapak dan ibu rekan sekalian yang ada di sini.”

“Saya juga turut prihatin dan saya juga sangat bersalah dan mohon maaf,” kata Dodi Darjanto, di Mapolda Sulteng, Kamis (18/07).

Menurut Dodi Darjanto, apa yang dilakukannya adalah sebuah kekhilafan dan tanpa ada unsur kesengajaan.

“Tidak ada maksud apa-apa. Intinya saya itu sekadar bercanda saja tapi kejadiannya jadi seperti ini,” ucap Dodi.

Permintaan maaf Dodi disampaikan langsung di ruang Kabid Humas Polda Sulteng, di hadapan para jurnalis termasuk Syamsuddin.

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Djoko Wienartono berharap kejadian ini tidak terulang.

Dengan adanya pengakuan tersebut, jurnalis Sulteng menerima permohonan maaf tersebut, demi menjaga hubungan kerja antara jurnalis dengan kepolisian.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com 

Leave a comment