Prediksi Penampakan Tubuh Manusia jika Tidur 6 Jam Setiap Malam
KOMPAS.com – Sebuah perusahaan Inggris bekerja sama dengan pakar tidur untuk menggambarkan penampakan tubuh manusia jika tidak cukup tidur dalam 25 tahun ke depan.
Dengan bantuan pakar tidur Sophie Bostock, perusahaan Bensons for Beds menciptakan gambaran digital dramatis mengenai seperti apa tubuh wanita pada 2050 jika hanya tidur sekitar 6 jam setiap malam.
Para ahli di seluruh dunia secara konsisten menyarankan tidur sekitar 7 jam hingga 9 jam per malam.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pun menyebutkan, orang dewasa berusia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur 7-8 jam setiap hari.
Namun, menurut survei YouGov yang diterbitkan pada 13 Maret 2024, total 51 persen penduduk dewasa Indonesia hanya tidur kurang dari 7 jam per hari.
Sekitar 27 persen di antaranya tidur selama 6 jam per hari, sedangkan 24 persen lainnya hanya tidur 5 jam setiap malam.
Baca juga: 5 Kebiasaan Sederhana yang Mengganggu Kualitas Tidur, Sebaiknya Hindari
Bukan hanya merasa lelah, kondisi kurang tidur yang dibiarkan terus-menerus akan memberi dampak jangka panjang yang diilustrasikan melalui model “Hannah”.
Dilansir dari New York Post, Jumat (13/12/2024), Hannah memiliki ciri-ciri postur bungkuk, rambut menipis, dan kulit menua.
Model ini diciptakan menggunakan studi akademis tentang dampak kurang tidur serta efeknya yang diharapkan dapat memberikan peringatan keras.
“Hannah adalah contoh yang menggugah pikiran tentang dampak holistik yang dimiliki tidur dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan,” ujar Bostock.
Baca juga: Sering Disepelekan, Ini 3 Bahaya Menaruh HP di Bawah Bantal Saat Tidur
Penampakan tubuh manusia jika tidur 6 jam per hari
Kekurangan tidur dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang memengaruhi jantung, termasuk obesitas, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Berikut dampak negatif hanya tidur 6 jam setiap malam yang ditampilkan dalam ilustrasi Hannah:
1. Kulit kendur, mata cekung, mulut terkulai
Menurut penelitian, masalah tidur dapat menjadi penyebab beberapa tanda penuaan kulit yang terlihat.
Sebuah penelitian pada 2015, misalnya, menemukan bahwa orang dengan kualitas tidur yang buruk memiliki lebih banyak tanda penuaan.
Tidak hanya itu, fungsi penghalang kulit pada orang dengan waktu tidur kurang juga menurun, serta cenderung memiliki kepuasan lebih rendah terhadap penampilan.
Seiring berjalannya waktu, kurang tidur dapat menyebabkan munculnya garis-garis halus dan kerutan, mata merah dan bengkak, kantung mata, lingkaran hitam, serta sudut mulut yang menurun.
Baca juga: Apa Saja Dampak Kurang Tidur pada Kesehatan Tubuh?
2. Rambut
Gangguan tidur telah terbukti memiliki dampak dua arah terhadap rambut. Masalah tidur menyebabkan alopesia atau kerontokan rambut.
Pada gilirannya, alopesia dapat menyebabkan stres dan gangguan emosional lain, yang mengakibatkan penderita kurang tidur.
Kurang tidur juga dikaitkan dengan rambut berminyak karena tubuh menghasilkan lebih banyak kortisol atau hormon stres, termasuk pada kulit kepala.
3. Sakit punggung dan bahu
Seseorang yang sering kekurangan waktu tidur dikaitkan dengan risiko sakit pada bagian punggung dan bahu.
Bagi Hannah, kondisi ini digambarkan dengan postur tubuh bungkuk yang tidak menarik, disertai rasa sakit yang membuat lebih sulit tidur nyenyak.
Baca juga: 5 Tanaman Hias yang Dapat Menunjang Kualitas Tidur, Salah Satunya Lidah Mertua
4. Perut
Kurangnya waktu tidur telah dikaitkan dengan lemak visceral atau lemak perut yang menumpuk di sekitar organ vital, seperti hati, pankreas, dan usus.
Selain perut buncit, tumpukan lemak visceral dikaitkan dengan tingginya risiko penyakit metabolik dan resistensi insulin.
Bensons mencatat, saat kurang tidur, tubuh yang lebih lelah juga membuat seseorang malas berolahraga.
Hal itu pun digambarkan pada diri Hannah yang mengalami peningkatan berat badan yang signifikan di sekitar perutnya.
Baca juga: Rutin Mengunyah Daun Sirih Sebelum Tidur Bisa Meredakan Penyakit Apa Saja? Ini Daftarnya
5. Atrofi otot dan radang pada pergelangan kaki
Kurangnya waktu tidur secara terus-menerus merupakan stresor katabolik, yang dapat menyebabkan disfungsi metabolisme dan hilangnya massa otot.
Bahkan, hanya dengan membatasi waktu tidur selama beberapa malam, terbukti dapat menurunkan tingkat sintesis protein otot pada pria.
Pada Hannah, hal itu ditunjukkan dengan atrofi otot atau penyusutan otot di lengan dan kakinya.
Hannah juga digambarkan mengalami pembengkakan pada pergelangan kaki, yang menjadi tanda penyakit jantung akibat kebiasaan tidur buruk.
Baca juga: Studi Ungkap Durasi Tidur Perempuan Lebih Singkat dan Sering Terbangun Dibanding Laki-laki
Penampakan skenario terburuk dari kurang tidur
Bostock mengungkapkan, kurang tidur berpotensi mengakibatkan hilangnya ingatan dan kekebalan tubuh yang buruk.
Artinya, seseorang kemungkinan lebih mudah terserang infeksi penyakit, seperti flu dan batuk.
Kebiasaan buruk tersebut juga dikaitkan dengan gangguan fungsi kognitif, tekanan darah tinggi, diabetes, masalah jantung dan ginjal, depresi, serta peningkatan peradangan.
“Banyak dari kita tidak menyadari bahwa rutinitas harian yang serampangan dan kurang tidur mengganggu ritme sirkadian kita, siklus 24 jam yang mengendalikan fisiologi kita,” jelas Bostock, dikutip dari laman Bensons for Beds, Kamis (5/12/2024).
Direktur Pemasaran Bensons for Beds, Lisa Richards menyampaikan, Hannah adalah prediksi dampak terburuk tentang yang dapat terjadi pada seseorang jika hanya tidur 6 jam per hari.
“Alasan kami ingin membuat model ini adalah untuk membuat orang berpikir lebih cermat tentang pengalaman tidur mereka secara keseluruhan. Menggunakan visual ini memudahkan orang untuk mengidentifikasi masalah dan tanda-tanda utamanya,” tandasnya.