Informasi Terpercaya Masa Kini

Mogok Sekolah Massal,Ratusan Siswa SD Geruduk Bu Kepsek,Tabungan Rp494 Juta sempat Ditahan

0 20

TRIBUNJATIM.COM – Sebanyak ratusan siswa SD mogok sekolah di hari pertama mulai tahun ajaran baru pada Senin (15/7/2024) kemarin.

Namun para siswa SDN Taddan 2, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, mulai masuk sekolah pada Selasa (16/7/2024).

Rupanya para wali murid siswa SD enggan menyekolahkan putra-putrinya karena uang tabungan mereka tak kunjung cair.

Uang sebanyak Rp494 juta tersebut telah menjadi polemik di lingkungan pendidikan Kabupaten Sampang.

Sebelumnya uang tabungan tersebut dikabarkan dititipkan ke salah satu perusahaan travel haji dan umrah di Pamekasan oleh Kepsek SDN Taddan 2, Suwarti.

Namun tak kunjung diberikan ke siswa hingga waktu yang telah ditentukan.

Uang tabungan milik siswa dari kelas I sampai VI SD tersebut tak diberikan pihak sekolah. 

Bahkan wali murid sempat melaksanakan aksi protes sampai mendatangi lembaga sekolah.

Kini kepala sekolah di lembaga sekolah setempat diganti Pelaksana Harian (Plh) pada Selasa (16/7/2024).

Hal ini sebagai buntut dari seluruh siswa SDN Taddan 2 Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, mogok sekolah.

Pergantian Kepsek dilakukan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) setempat.

Masa kerja Plh Kepsek yakni Jumilah Arif mulai berlaku pada Selasa (16/7/2024).

Sedangkan Suwarti mantan Kepsek Taddan 2 tengah dievaluasi.

Pergantian Kepsek memang sebelumnya diinginkan para wali murid sekaligus warga mengingat terjadinya polemik uang tabungan yang tak kunjung cair.

Baca juga: Cerita SD Berprestasi di Ponorogo Hanya Terima 1 Siswa saat PPDB, Padahal Punya Banyak Piala

Plh Kepsek SDN Taddan 2, Jumilah Arif mengatakan bahwa di hari kedua aktif pasca liburan kenaikan kelas, seluruh siswa telah masuk sekolah kembali, alias tidak melakukan mogok sekolah.

“Tadi pagi warga telah menunggu kedatangan Plh (menyambut), mereka antusias menyekolahkan anaknya,” ujarnya, Selasa (16/7/2024).

Perempuan yang juga sebagai Kepsek UPTD SDN Taddan 1 tersebut juga berjanji akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap SDN Taddan 2 demi kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

“Untuk uang tabungan siswa telah dikembalikan Senin kemarin. Mudah-mudahan SDN Taddan 2 terus kondusif,” pungkasnya. 

Jumilah Arif mengatakan, saat ini para siswa kembali masuk seperti biasanya, sebab uang tabungan mereka telah diberikan.

“Uang tabungan milik siswa telah diberikan pada Senin kemarin,” ujarnya, Selasa (16/7/2024).

Menurutnya, alasan wali murid tidak ingin menyekolahkan anaknya (mogok sekolah) karena juga tidak ingin anak mereka bertemu atau dibina oleh sosok Kepsek sebelumnya.

“Warga meminta agar Kepsek sebelumnya diganti dan sekarang telah diganti saya sebagai Plh. Warga tadi antusias menunggu Plh yang baru,” terangnya.

Dirinya berharap, kondisi sekolah seterusnya tidak ada permasalahan lagi agar jalannya proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) normal dan siswa SD bisa tenang melamar.

“Saya akan kembalikan kepercayaan wali murid seperti semula, karena kasihan jika para siswa di sini tidak sekolah,” pungkasnya.

Baca juga: Sudah 2 Kali SDN 1 Bajang Ponorogo Alami Nihil Siswa Baru saat PPDB, 2 Kelas Juga Kosong Melompong

Kejadian serupa terjadi di SDN Pinggir Papas 1 Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura.

Wali murid melaporkan SD ke polisi atas dugaan penggelapan uang tabungan siswa hingga ratusan juta.

Laporan polisi tersebut sesuai dengan nomor : STTLP/B/156/VII/2024/SPKT/Polres Sumenep/Polda Jawa Timur, tertanggal 1 Juni 2024.

Dalam laporan ini, pihak SDN Pinggir Papas 1 Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, dilaporkan oleh wali muridnya atas dugaan tindak pidana penggelapan uang atau penggelapan dalam jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 atau 374 KUHP Pidana.

“Kami laporkan kemarin ke Polres Sumenep, jumlah keseluruhan tabungan siswa di SDN Pinggir Papas 1 keseluruhan Rp260 jutaan.”

“Itu tabungan anak kami dalam satu tahun, sampai sekarang tidak dicairkan oleh pihak sekolah,” tutur salah satu wali siswa SDN Pinggir Papas 1 Desa Pinggir Papas, Herdiyanto, saat dikonfirmasi TribunMadura.com pada Selasa (2/7/2024).

Tidak ada kejelasan dari pihak sekolah (SDN Pinggir Papas 1) tersebut kapan akan diberikan tabungan siswa tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya bersama wali siswa lainnya yang mengaku jadi korban kompak melaporkan ke Polres Sumenep.

Tabungan siswa senilai ratusan juta itu lanjutnya, hasil tabungan yang terkumpul mulai dari siswa kelas 1 sampai kelas 6 SDN Pinggir Papas 1 dan menabung sejak bulan Juli 2023 lalu.

“Saya tidak tahu apakah tabungan anak kami itu dipakai pribadi atau tidak, yang jelas sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pihak sekolah.”

“Pada 19 Juli 2024 ada informasi pencairan, tapi ternyata setelah sampai ke sekolah tidak ada.”

“Sampai saat ini tidak ada kejelasan kapan diberikan uang tabungan itu pada kami,” tegasnya.

Dugaan penggelapan uang ratusan juta tabungan siswa ini disebut dipakai untuk belanja keperluan sekolah oleh mantan kepala sekokah (kepsek).

Hal itu disampaikan dan diakui Maski, Kepala Sekolah SDN Pinggir Papas I yang baru, saat dikonfirmasi pada Selasa (2/7/2024).

Maski mengaku baru menjabat sebagai kepala sekolah SDN Pinggir Papas 1 selama beberapa bulan.

“Iya, kata kepala sekolah yang lama digunakan belanja sekolah. Tapi setelah disisir hanya sedikit yang dipakai,” kata Maski.

Menurutnya, untuk saat ini, uang tabungan siswa yang diduga digelapkan tersebut baru ada sebagian saja.

Namun banyak wali murid menolak karena uang tersebut tidak utuh untuk dicairkan.

“Banyak (wali siswa) yang tidak mau,” tuturnya.

Ditanya apakah boleh uang tabungan siswa digunakan oleh pihak sekolah, baik belanja atau renovasi sekolah, Maski menegaskan, secara aturan memang tidak boleh digunakan.

Maski mengatakan, persoalan tabungan siswa tersebut menjadi tanggung jawab kepala sekolah yang sebelumnya.

Karena pihaknya baru menjabat Kelala SDN Pinggir Papas 1 pada akhir Maret 2024.

“Saya hanya dapat masalahnya, kepala sekolah sebelumnya dipindah ke Talango,” katanya.

Terpisah, kepala sekolah sebelumnya SDN Pinggir Papas I, Imam Hanafi, saat dikonfirmasi berkali-kali melalui telepon pribadinya tidak aktif.

Leave a comment