Informasi Terpercaya Masa Kini

Ilmuwan Berhasil Baca Teks Manuskrip Blue Quran Berusia 1.000 Tahun, Apa Isinya?

0 7

KOMPAS.com – Peneliti dari Zayed National Museum, Uni Emirat Arab (UEA) berhasil mengungkap teks atau ayat-ayat tersembunyi di balik lapisan dekoratif daun emas yang rumit pada sebuah halaman Blue Quran atau Al Quran Biru.

Sebagai informasi, Al Quran Biru atau al Mushaf al-‘Azraq merupakan manuskrip Al Quran paling terkenal yang ditulis di akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10.

Manuskrip ini merupakan salah satu karya kaligrafi Islam yang paling mewah dan terkenal yang pernah dibuat.

Dikutip dari Turkiye Today, Rabu (20/11/2024), kaligrafi tersebut berisi penulisan ayat-ayat Surah An-Nisa.

Baca juga: Ilmuwan Merekonstruksi Suara Mumi Mesir Kuno Berusia 3.000 Tahun, Ini yang Diucapkannya

Apa isi ayat tersembunyi itu?

Sekilas, kaligrafi tersebut tampak seperti hiasan pada umumnya. Namun dengan menggunakan teknologi canggih, peneliti berhasil menemukan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Dalam kaligrafi tersebut, terdapat hiasan khusus yang kemungkinan ditambahkan oleh kaligrafer untuk memperbaiki kesalahan tulisan.

Dilansir dari laman resmi Zayed National Museum, kaligrafer mungkin melakukan hal tersebut karena biaya produksi manuskrip pada masa itu sangat mahal.

Oleh karena itu, penulis akhirnya menggunakan pola-pola rumit di lembaran kulit domba tersebut untuk menutupi kesalahan penulisan.

Koreksi yang berada dalam lembar kaligrafi tersebut tersembunyi di balik hiasan artistik yang hanya dapat dilihat melalui pencitraan multispektral.

Pencitraan multispektral merupakan sebuah teknik yang memungkinkan ilmuwan untuk mengungkap teks-teks yang sebelumnya tidak terlihat atau memudar.

Kurator Asosiasi Zayed National Museum, Mai Al Mansouri mengatakan, penemuan inovatif ini dapat memberikan pandangan baru mengenai asal-usul dan produksi manuskrip.

Tindakan untuk menutupi kesalahan penulisan dengan hiasan merupakan aspek yang belum pernah disoroti dalam Al Quran Biru sebelumnya.

“Penelitian inovatif Museum Nasional Zayed tentang Al Quran Biru memberikan pandangan baru tentang asal-usul dan produksi manuskrip penting ini,” ungkap Al Mansouri.

Baca juga: Bisakah Uang Kuno yang Sudah Ditarik dari Peredaran Ditukarkan ke BI? Ini Ketentuannya

Tentang Al Quran Biru

Al Quran Biru merupakan salinan langka dari Al Quran yang berbentuk kaligrafi dan berasal dari tahun 800-900 Masehi.

Manuskrip ini terkenal dengan halaman-halamannya yang berwarna biru terang atau nila. Hal inilah yang membuat manuskrip itu disebut Al Quran Biru.

Selain itu, di manuskrip tersebut terdapat hiasan perak dan kaligrafi huruf Kufi yang berwarna emas.

Teksnya ditulis dalam aksara Kufi, huruf yang dikembangkan di Kufah, Irak yang dulunya merupakan pusat budaya Islam awal, dikutip dari Britannica.

Namun, saat ini aksara Kufi sulit dibaca oleh orang-orang modern karena menggunakan huruf Arab tanpa titik atau tanda vokal.

Awalnya, Al Quran Biru terdiri dari 600 lembar dan masing-masing terbuat dari kulit domba.

Namun sejak 1900-an, para sarjana telah mengusulkan berbagai tempat potensial untuk mencetak kaligrafi tersebut, seperti Afrika Utara, Irak, dan Andalusia.

Saat ini, hanya sekitar 100 dari 600 halaman yang dapat ditemukan di seluruh dunia, baik dari koleksi pribadi maupun museum.

Lima dari 100 halaman Al Quran Biru yang ditemukan saat ini dipajang di Zayed National Museum.

Baca juga: Bebingah Sang Tansahayu, Nama dari Jawa Kuno untuk Anak Pertama Kaesang Pangarep

Leave a comment